Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku tak ingin 'kecele' dua kali dalam proses pengambilalihan saham perusahaan tambang milik asing.
Lontaran ini ia katakan disaat pemerintah Indonesia tengah gencar untuk menguasai mayoritas kepemilikan saham perusahaan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) lewat bendera PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).
Arifin mengungkapkan saat ini kedua belah pihak telah sepakat untuk menyerahkan 14 persen sahamnya ke holding BUMN Tambang tersebut. Artinya MIND ID bakal menjadi pemegang saham mayoritas dengan jumlah 34 persen.
"Jadi dengan itu MIND ID bisa 34 persen dan itu mayoritas di antara yang lain," ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM akhir pekan lalu.
Meski menjadi pemegang mayoritas, Arifin mengaku MIND ID juga harus bisa menjadi pengendali perusahaan, dimana direktur utama dan komisaris harus dari pihak MIND ID. Dengan kata lain perusahaan ini benar-benar dikuasai oleh pemerintah Indonesia dan keuntungannya harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Itu operational sekarang kemajuan. Manajemen bersama tapi keputusan di komisaris (MIND ID)," tutur Arifin.
Asal tahu saja saat ini para pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan saham 43,79 persen. Sedangkan, MIND ID menggenggam 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03 persen dan publik 21,18 persen.
Kecele Transaksi Saham Freeport
Sebelumnya pada tahun 2018 lalu pemerintah Indonesia telah berhasil melakukan pengambilalihan saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen ke PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Baca Juga: Erick Thohir Ancam Vale dengan Penciutan Lahan Tambang Jika Kasih Harga Divestasi Kemahalan
Meski menjadi sebuah prestasi besar, banyak pihak yang menyayangkan perjanjian jual beli saham senilai Rp56 triliun tersebut tak membuat Indonesia menjadi pengendali utama Freeport Indonesia.
Hal ini disebabkan saham milik Pemerintah Indonesia sebesar 51 persen terpecah menjadi 41 persen atas nama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan 10 persen atas nama Pemerintah Provinsi Papua.
Dengan komposisi saham seperti ini maka PT. Freeport-McMoRan terkesan menjadi pemegang saham mayoritas 49 persen dan berhak memegang kendali utama manejemen perusahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia