Suara.com - Robert Soebandy, atau akrab disapa Obeng, tidak pernah menyangka usaha percetakan dan sablonnya akan terus berkembang hingga kini. Berawal dari usaha sablon rumahan yang dimulai sejak sekitar tahun 2015 lalu, kini usaha Rainbow Printing yang dirintisnya telah mampu mempekerjakan 11 orang karyawan dengan omzet sedikitnya Rp170 juta per bulan.
“Saat ini permintaan sablon untuk baju dan cup (gelas minuman) terus meningkat, penambahan karyawan sejak tahun 2018 juga terus kami lakukan. Hanya dari mencetak sablon untuk gelas minuman saja pesanan bisa meningkat 5 kali lipat. Per bulannya dulu kami hanya mencetak 20 ribu, sekarang sudah mencapai 50 ribu cup. Sekitar 50% omzet kami berasal dari sini,” jelas Obeng ditulis Selasa (26/3/2024).
Awalnya Obeng diberi modal 24 juta yang dibagi kepada 4 kelompok. Itu adalah modal pertama yang dikembangkan untuk modal usaha. Selebihnya tidak ada lagi modal yang berbentuk uang yang diberikan.
Selebihnya, menurutnya program UKM Tangguh yang diikutinya memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan usaha.
“Kami diajari cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), cara berpromosi, serta bagaimana mengembangkan digital marketing, hingga ke masalah pembukuan,” tambah Obeng.
Saat ini usaha percetakan dan sablonnya telah memperoleh dua investor yang didapatkan secara mandiri (angle investor) dan mau menginvestasikan dana sebesar Rp420juta untuk alat dan mesin.
Bahkan untuk lebih mengembangkan lagi usahanya, Obeng tak segan melakukan studi banding ke beberapa pengusaha lain hingga ke luar pulau Kalimantan.
Di saat kebanyakan warga Kutai Timur adalah pekerja tambang, sangat sedikit yang menaruh minat menjadi pengusaha. Obeng adalah salah satu lulusan Program UKM Tangguh angkatan pertama yang digulirkan sejak tahun 2014 lalu oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang beroperasi di wilayah Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
KPC menggagas Program Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Tangguh yang merupakan program penguatan kewirusahaan berbasis pendampingan lokal, meliputi 4 kecamatan, Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon dan Rantau Pulung.
Baca Juga: Menteri Teten: Jangan Tutup Industri Knalpot Aftermarket, Bikin Standar Khusus
“Target UKM Tangguh adalah penguatan usaha mikro, membuka jalan agar penyerapan tenaga siap kerja menjadi lebih besar, dan menghadirkan pendamping UKM yang terlatih di Kabupaten Kutai Timur. Pendampingan juga melibatkan fasilitator dari Komunitas Pengusaha Tangan di Atas (TDA). Selain itu, program ini juga berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan pelaku UKM di Kutai Timur,” jelas Faizal, Super Intendant Local Business Development KPC, bidang Community Empowerment, yang turut mendampingi komunitas dalam pengembangan usaha.
Seiring dengan UKM Tangguh, program Kutimpreneur bagi pengusaha muda juga dijalankan. Kutimpreneur merupakan program pendidikan kewirausahaan kolaboratif multiyear (1 angkatan per tahun) yang diinisiasi KPC bagi generasi muda berusia 17-30 tahun di Kutai Timur pada bidang agribisnis, socialpreneur dan industri kreatif.
“Diharapkan Kutimpreneur dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan anak muda, menciptakan lebih banyak lagi wirausaha baru, sehingga dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menekan tingkat pengangguran dan menumbuhkan perekonomian sektor nontambang,“ tambah Faizal.
Saat ini, PT Kaltim Prima Coal (KPC) terus mendorong terciptanya kemandirian dan kesejahteraan pasca-tambang di sekitar wilayah tambang melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berlandaskan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs). Sesuai dengan Rencana Penutupan Tambang (RPT) KPC, keberlanjutan dan kemandirian masyarakat sekitar tambang adalah tujuan utama PPM.
UKM Tangguh binaan KPC mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan dinilai sukses dalam membina puluhan UKM di Kutai Timur.
“Program UKM Tangguh sangat membantu perkembangan ekonomi di Kutai Timur. Selain membuka peluang usaha dan menyiapkan lapangan pekerjaan, program ini juga membuka wawasan para pelaku usaha dan tidak menganggap wirausaha sebagai suatu hal yang sulit. UKM Tangguh ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan motor penggerak usaha lokal, sehingga tercipta masyarakat mandiri pasca tambang,” ucap Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selaku induk usaha KPC, Adika Nuraga Bakrie.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
BJA Group Telah Ekspor 530 Ribu Ton Bahan Baku EBT Biomassa Senilai USD 74,12 Juta
-
Zinc Mengandung Bahan Radioaktif Kembali Dicegat di Tanjung Priok
-
IMF Puji Perekonomian Indonesia, Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore
-
SPBU Vivo Kembali Jual Bensin, Harga Revvo 92 Turun
-
Hampir 50 Persen Kebutuhan BBM Nasional Berasal dari Impor
-
Prospektus PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO): Detail IPO dan Jadwal
-
Saham RLCO: Harga Berkisar Rp160, Dana IPO Mau Dipakai Apa?
-
Kenapa Emas Batangan Lebih Mahal dari Emas Perhiasan? Pahami sebelum Mulai Investasi
-
Beli Base Fuel dari Pertamina, Sebentar Lagi Stok BBM Vivo Tersedia