Suara.com - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyoroti pentingnya pengaruh Selat Hormuz di kawasan Teluk Persia terhadap stabilitas harga minyak dunia.
Dikutip dari kantor berita Antara, Tutuka Ariadji menyatakan bahwa lebih dari 20 ribu pengangkut atau vessel membawa puluhan juta barel minyak melintasi laut sempit antara Iran dan Oman itu.
"Pada intinya, (hasil kajian menunjukkan) peran dari Selat Hormuz itu penting sekali. Selat Hormuz itu bisa dikelola atau dipegang oleh Iran, itu sangat menentukan," jelas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Oleh karena itu, Pertamina penting melakukan langkah antisipasi kemungkinan buruk dari ekskalasi geopolitik ini. Utamanya memenuhi pasokan kebutuhan minyak dalam negeri.
Memanasnya konflik antara Iran dengan Israel ini, seperti dipaparkan media Iran bahwa terdengar suara ledakan di dekat bandara kota Isfahan di Iran.
Pemerintah Indonesia, sebagaimana disebutkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, sudah mengambil langkah-langkah pengamanan suplai apabila terjadi kesulitan pengiriman akibat ketegangan antara Iran dengan Israel.
Ia mempertimbangkan negara-negara yang berlokasi di Benua Afrika untuk menjadi alternatif suplai minyak mentah, di tengah eskalasi konflik Timur Tengah.
"Bila kami lihat dari pemetaannya, dari Afrika tidak lewat (Timur Tengah)," jelasnya di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Salah satu negara di Afrika yang dipertimbangkan menjadi alternatif suplai minyak mentah untuk Indonesia adalah Mozambik.
Baca Juga: Geopolitik Dunia Bergejolak, Menperin Soroti Risiko Kenaikan Harga Energi
Selain mencari alternatif suplai minyak mentah dari Benua Afrika, Menteri ESDM menambahkan kawasan Amerika Latin.
"Venezuela tengah disetrap (dihukum). Mungkin ada yang baru, yaitu Guyana," jelasnya.
Sebagai catatan, seperti dikutip dari CNN, Amerika Serikat akan menerapkan kembali sanksi terhadap sektor minyak dan gas Venezuela sebagai tanggapan atas kegagalan pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam menyelenggarakan "pemilu yang inklusif dan kompetitif".
Departemen Keuangan Amerika Serikat mengeluarkan otorisasi sementara yang mengizinkan transaksi sektor minyak dan gas nasional tanpa takut akan sanksi.
Otorisasi ini secara resmi dikenal sebagai General License 44, akan berakhir pada Kamis (25/4/2024) depan dan pemerintah harus memutuskan apakah pemerintah Venezuela menjunjung komitmen ini, yang dibuat berdasarkan "Barbados Agreement" antara perwakilan Presiden Nicolas Maduro dan anggota oposisi politik di Venezuela.
Kembali kepada alternatif minyak mentah yang dijajaki Indonesia, Menteri ESDM juga menyatakan pemerintah sudah mencari alternatif suplai untuk Liquid Petroleum Gas (LPG) apabila gejolak Timur Tengah mengancam stok LPG nasional.
Berita Terkait
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
ESDM Ungkap Stok BBM di Sumbar Makin Meningkat, Tapi Akui Distribusi Masih Mandek
-
Sudirman Said Klarifikasi Soal Pemeriksaan Sebagai Saksi Dugaan Korupsi Petral di Kejagung
-
Alokasi Biodiesel Ditetapkan 2026 Sebesar 15,65 Juta kL, ESDM: Bisa Hemat Devisa Rp139 Triliun!
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun