Suara.com - Bursa kripto beberapa hari belakangan telah menunjukkan ketahanan terhadap situasi flutuatif, terutama dengan pergerakan yang dipimpin oleh Bitcoin (BTC). BTC berhasil mengatasi level US$64.000, menandai kebangkitan yang signifikan dari penurunan sebelumnya ke US$56.500.
Pemulihan ini, yang terjadi dalam waktu kurang dari seminggu, menegaskan sifat pasar kripto yang tidak hanya fluktuatif tetapi juga bullish.
Menyimak kinerja harga BTC dan dampaknya pada pasar, Coin Edition melaporkan bahwa Bitcoin menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan mencapai puncak intraday hingga US$64.500. Sejak terjadi penurunan pada awal bulan ini, Bitcoin telah menunjukkan peningkatan yang signifikan, mengumpulkan keuntungan lebih dari 14,15 persen.
Kenaikan nilai BTC ini tidak hanya mencerminkan kekuatan pasar kripto secara keseluruhan tetapi juga kemampuannya untuk pulih dengan cepat dari penurunan sebelumnya.
Selain itu, kenaikan harga BTC juga telah berdampak pada seluruh pasar kripto. Altcoin, yang sering kali terpengaruh oleh pergerakan Bitcoin, juga mengalami kenaikan. Pemulihan bersama ini telah membangkitkan kembali minat dan optimisme di kalangan investor, mengindikasikan adanya pemulihan pasar yang lebih luas.
Dikutip dari Blockchainmedia, seiring membaiknya pasar yang sekarang memasuki hari kedua, muncul pertanyaan tentang keberlanjutannya. Analis pasar dan investor sama-sama memantau perkembangan ini, berusaha memahami potensi berlanjutnya fase pemulihan ini sebelum kemungkinan terjadi pembalikan bearish.
Analis Bitcoin terkemuka, Matthew Hyland, baru-baru ini membagikan pandangannya di platform media sosial X, membahas prospek pergerakan harga BTC ke depan. Analisisnya mengemukakan dua skenario kritis yang dapat menentukan arah Bitcoin dalam beberapa minggu mendatang.
Pertama, Hyland berpendapat bahwa jika Bitcoin mencapai dan melampaui angka US$67.500 selama tren bullish saat ini, itu dapat memicu reli yang lebih agresif.
Reli potensial ini, menurutnya, bisa mendorong harganya mencapai level tertinggi baru yang belum pernah tercapai sebelumnya. Dia secara khusus menyatakan bahwa Bitcoin dapat mencetak rekor tertinggi baru segera setelah melewati ambang US$67.500.
Baca Juga: Whale Misterius Mendadak Transasi 3.000 Bitcoin Kurang dari Sepekan
Mengikuti prediksi sebelumnya, Hyland juga memaparkan skenario kedua. Dia membagikan grafik rinci yang memperkirakan hasil potensial jika Bitcoin tidak berhasil menembus angka US$67.500.
Menurut analisis ini, harga BTC bisa mundur kembali ke sekitar US$60.500 sebelum kemudian melanjutkan lompatan signifikan ke angka US$71.500. Gerakan yang diprediksi ini termasuk pengujian ulang ke kisaran US$67.000 sebelum kemungkinan naik ke kisaran US$83.500 yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Proyeksi Hyland tidak hanya bersifat optimis, tetapi didasarkan pada analisis pasar yang mendalam dan pengamatan tren. Dia yakin bahwa tonggak harga signifikan ini dapat dicapai sebelum akhir Juli, menetapkan musim panas yang berpotensi memecahkan rekor bagi Bitcoin.
Sentimen ini juga dikuatkan oleh para ahli pasar lainnya, yang juga memperkirakan bahwa Bitcoin akan mencapai kisaran US$80.000 dalam waktu dekat. Optimisme mereka didorong oleh pemulihan kuat dari penurunan terakhir ke angka US$56.500, menunjukkan adanya sentimen pasar yang kuat dan kepercayaan investor terhadap Bitcoin.
Disclaimer: Artikel ini tidak dimaksudkan untuk memberikan saran investasi atau merekomendasikan pembelian aset kripto apa pun. Keputusan untuk berinvestasi dalam aset kripto atau melakukan transaksi keuangan lainnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Pembaca disarankan untuk melakukan penelitian dan mempertimbangkan risiko yang terlibat sebelum membuat keputusan investasi atau keuangan. Tidak ada jaminan bahwa hasil investasi atau kinerja masa depan akan sama dengan yang disajikan dalam artikel ini.
Berita Terkait
-
Menilik Arah Pasar Kripto Indonesia Pasca Halving Bitcoin
-
Isu Bearish Harga Bitcoin dalam Waktu Dekat, Begini Analisis Para Pengamat
-
Halving Bitcoin: Apakah Investor Akan Tetap Antusias Membeli dan Harga BTC Menguat?
-
Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000 pada Pertengahan 2024
-
Whale Misterius Mendadak Transasi 3.000 Bitcoin Kurang dari Sepekan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis
-
Alasan Arsari Group Pegang Saham COIN
-
Survei: Skincare Ditinggalkan, Konsumen Kini Fokus ke Produk Kesehatan
-
IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan
-
Mendag Pastikan Negosiasi Tarif dengan AS Masih Berjalan