Suara.com - Pemerintah Kota Bandung dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) siap membantu dan memfasilitasi agar produk lokal semakin dikenal dan dicintai di pasar global.
Dikutip dari kantor berita Antara, peryataan ini disampaikan Linda Nurani Hapsah, Ketua Umum Dekranasda Kota Bandung pada Jumat (24/5/2024).
Untuk itu, Dekranasda Kota Bandung, Jawa Barat terus melakukan pengembangan usaha lokal dengan membina sebanyak 10.000 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saing.
"Pembinaan dilakukan tidak hanya mempopulerkan produk, namun mematangkan bisnis agar mandiri, termasuk akses mengikuti pameran dan promosi produk sesuai dengan kelas daya saing," lanjut Linda Nurani Hapsah.
Ia menandaskan bahwa Dekranasda juga turut melakukan kurasi beragam produk kerajinan dari 10.000 pelaku UMKM tadi, agar bisa meningkatkan kualitas produk usaha.
Kegiatan kurasi ini bertujuan untuk menentukan daya saing dari setiap pelaku usaha yang mengikuti pembinaan Dekranasda.
"Kurasi ini melibatkan akademisi dan berbagai pihak melalui kolaborasi pentahelix, termasuk universitas, media, pelaku bisnis dan komunitas," jelas Linda Nurani Hapsah.
Setelah dilakukan tahap kurasi, Dekranasda akan mengelompokkan pelaku usaha menjadi dua kelas berdasarkan daya saing. Yatu kelas menengah dan premium.
"Bagi kelas menengah, produk akan difasilitasi untuk promosi di mal kelas menengah. Sedangkan kelas premium, produk akan difasilitasi agar bisa promosi di mal kelas premium dan berkesempatan tampil di acara nasional dan internasional," tambahnya lagi.
Baca Juga: Pelaku UMKM Mesti Tangguh untuk Tumbuhkan Ekonomi Baru
"Dekranasda berkomitmen untuk membina, mengembangkan dan menjaga eksistensi produk lokal agar tidak hanya muncul sebentar, akan tetapi mampu bersaing dan bertahan di pasar," kata Linda Nurani Hapsah.
Pelaku UMKM yang dibina Dekranasda akan mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk suntikan semangat dalam menghadirkan kerajinan yang berkualitas.
Harapannya, dengan program pembinaan ini pelaku usaha yang baru memulai mau pun yang sudah berpengalaman bisa terus berkreasi dan berkembang.
Berita Terkait
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Purbaya Tak Mau Lagi Bakar Baju Bekas Impor, Pilih Olah Ulang-Jual Murah ke UMKM
-
Rumah BUMN Telkom Komitmen Dukung Pelaku Usaha dengan Digitalisasi UMKM Binaan
-
KOWANI Gandeng SheTrades: Rahasia UMKM Perempuan Naik Kelas ke Pasar Global!
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp 38,11 Triliun KUR hingga Oktober 2025
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani