Suara.com - Tim Siber Mabes Polri perlu segera turun tangan menyelidiki dugaan keterlibatan DPA, yang diviralkan di media sosial mengunggah dokumen akses virtual cloud/portal dan akses virtual private network (VPN) PDN ke platform berbagi dokumen, scbribd.
“Masyarakat bisa unduh semua dokumen yang bersangkutan telah upload tersebut. Dokumen-dokumen rahasia semua dibocorkan secara sengaja. Semua bencana siber sejak dua tahun ini bisa jadi bermula dari dokumen bocor ini. Bayangkan jika ditarik mundur ke 2022, ada berapa banyak kebocoran data yang terjadi,” kata Direktur PoliEco Digital Institute (PEDAS) dan pakar Digital Anthony Leong ditulis Senin (8/7/2024).
Menurut Anthony, jika terbukti yang bersangkutan terlibat, aparat hukum harus segera menangkap yang bersangkutan karena telah merugikan negara. Dia juga menegaskan insiden terhadap PDNS II merupakan sebuah aksi teror siber, yang diduga melibatkan orang dalam yang mungkin sengaja membuka akses data.
“Ini dipastikan serangan teror siber kepada PDN. Diduga ada keterlibatan orang dalam karena ada potensi orang dalam yang membuka data-data ini keluar. Jadi boleh dibilang bukan hackernya hebat. Dari bahasanya narasi permintaan maaf juga kelihatan seperti orang Indonesia,” urai Anthony.
Dia menilai jika gangguan yang dialami Pusat Data Nasional disebabkan oleh serangan siber dengan metode ransomware, risiko yang dihadapi sangat besar. Bukan hanya mengganggu layanan publik, tapi juga mengancam bocornya data pribadi masyarakat yang ada di PDNS.
Apalagi jika peretas berhasil mengakses server di PDNS, kebocoran data bisa meluas ke instansi lain yang menyimpan data masyarakat.
“Apalagi kemarin muncul dugaan kebocoran data juga terjadi di INAFIS dan BAIS TNI. Ini sangat berbahaya sekali, tidak boleh dianggap remeh,” tegasnya.
Serangan teror siber yang kian meningkat, lanjut Anthony, telah mengguncang pondasi keamanan digital nasional dan mencatat tititk baru dalam catatan sejarah kejahatan siber di Indonesia. Dia menilai perlu ada urgensi tindakan pemerintah dalam menghadapi eskalasi serangan siber yang kian meningkat ini.
“Ini bukan lagi hanya tentang kebocoran data sembarangan melainkan sudah tentang keamanan nasional,” tegas Anthony lagi.
Baca Juga: Indosat Bongkar Fakta Dugaan Staf Lintasarta Bocorkan Kata Sandi PDNS
Oleh karena itu, Anthony menilai pemerintah perlu melibatkan lebih banyak sumber daya untuk memerangan kejahatan dan aksi teror siber dan meminta Presiden Joko Widodo untuk turun tangan langsung menghadapi ancaman terhadap negara ini.
“Ini saatnya Presiden menunjukkan keseriusannya dalam melindungi data dan infrastruktur digital negara dengan memimpin langsung mengatasi aksi teror siber ini,” pinta dia.
Anthony juga meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) segera melkukan audit terhadap Pusat Data Nasional untuk mengatasi dan mencegah kebocoran data.
“Masyarakat menunggu langkah tegas dari pihak berwenang dalam menangani dan menyelesaikan kasus ini,” tegas dia.
Sementara itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku, yang diyakini sebagai aktor non-negara dengan motif ekonomi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya