Suara.com - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) jadi salah satu yang direkomendasikan hari ini meski mengalami penurunan setelah menjadi pemberat (laggard) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sebelumnya. Hingga pukul 10.20, saham BBRI telah kehilangan 175 poin atau sekitar 3,29% dan mencapai level Rp5.150 per saham.
Nilai transaksi mencapai Rp1,17 triliun setelah 227,74 miliar saham ditransaksikan, dengan frekuensi transaksi sebesar 34.571 kali. Kemarin, saham BBRI menjadi laggard terbesar, mengurangi bobot indeks hingga 28,70 poin setelah turun 3,62% hingga penutupan sore hari.
Penurunan saham BBRI salah satunya disebabkan oleh perubahan rekomendasi saham BBRI oleh JP Morgan menjadi neutral, yang dilakukan pada 24 September 2024. Meskipun demikian, target harga dari JP Morgan untuk saham BBRI masih di level Rp5.500 per saham.
Namun, hal ini tidak membuat sejumlah analisis untuk tetap memasang sikap bullish untuk saham BBRI. Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bergerak variatif di tengah adanya sentimen domestik dan global. IHSG dibuka melemah 17,79 poin atau 0,23 persen ke posisi 7,723,10.
Pada awal pembukaan pasar hari ini, Indeks LQ45 turun 3,56 poin atau 0,36 persen ke posisi 973,58. "IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 7.680 sampai 7.800," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.
Dari dalam negeri, pergerakan IHSG ditopang oleh saham sektor energi dan metal mining seiring dengan kenaikan harga komoditas batubara, nikel, emas, dan tembaga. Harga komoditas berpotensi meningkat, mengikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang solid akibat mulai ekspansifnya tingkat suku bunga.
Di sisi lain, meskipun IHSG terkoreksi, nilai tukar rupiah JISDOR terus terapresiasi ke level Rp15,092 per dolar AS. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit menyampaikan bahwa secara teknikal apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhasil break dari level 7.810 dan 7.910 sebagai area resistance terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3 atau bagian dari wave 4 dari wave (3) ada label merah.
"Hal tersebut berarti, terdapat peluang IHSG melanjutkan koreksinya untuk menguji 7,454-7,562, dengan level support 7.654 atau 7.546 dan level resistance 7.810 atau 7.910," ujar Didit sebagaimana MNC Sekuritas Daily Scope Wave, seperti yang dikutip dari Antara.
Adapun, berikut rekomendasi saham MNC Sekuritas secara teknikal yang menarik untuk dicermati pada perdagangan hari ini:
Baca Juga: Mengenal Wakaf Saham: Keunggulan, Legalitas, dan Praktiknya di Indonesia
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO): ADRO terkoreksi 1,34 persen ke level 3.690 disertai dengan munculnya volume penjualan. Diperkirakan, posisi ADRO saat ini sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [c], sehingga ADRO masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.
- Rekomendasi: Buy on Weakness
- Target Harga: 3.980 sampai 4.150
- Stoploss: Di bawah 3.370
- PT Astra International Tbk (ASII): ASII terkoreksi 0,95 persen ke level 5.225 disertai dengan munculnya volume penjualan. Diperkirakan, posisi ASII saat ini sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [iii], sehingga ASII berpeluang berbalik menguat dalam jangka pendek.
- Rekomendasi: Buy on Weakness
- Target Harga: 5.350 sampai 5.425
- Stoploss: Di bawah 5.075
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): BBRI terkoreksi agresif 3,62 persen ke level 5.325 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan. Diperkirakan, posisi BBRI saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C, sehingga BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.
- Rekomendasi: Buy on Weakness
- Target Harga: 5.600 sampai 5.950
- Stoploss: Di bawah 4.750
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): MEDC menguat 1,52 persen ke level 1.335 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. Selama masih mampu berada di atas 1.250 sebagai stoplossnya, maka posisi MEDC saat ini diperkirakan sedang berada di wave iii dari wave (i), sehingga MEDC berpeluang melanjutkan penguatannya.
- Rekomendasi: Buy on Weakness
- Target Harga: 1.365 sampai 1.425
- Stoploss: Di bawah 1.250
Tag
Berita Terkait
-
Sediakan 600 Saham AS, Reku Ajak Masyarakat Investasi Aset Global
-
Konglomerasi Bakrie Group Dikejar Utang Triliunan, Kini Minta Jalan Damai
-
Komitmen Berdayakan Masyarakat, BRI Salurkan Kredit Hingga 1.203,68 Triliun
-
Tren Investasi Kripto di Indonesia Capai Rp 301,75 Triliun
-
Mengenal Wakaf Saham: Keunggulan, Legalitas, dan Praktiknya di Indonesia
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera
-
BRI Raih Penghargaan Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Besar 2025