Suara.com - Ketika isu efisiensi dan gelombang PHK ada di mana-mana, Komisi DPR RI menggelar rapat diam-diam membahas Revisi Undang-undang (RUU) TNI di Hotel Fairmont Jakarta. Rapat bertajuk konsinyering itu membahas kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan di semua lini. Namun, kabar ini membuat biaya sewa ruang rapat pun jadi pembahasan publik.
Fakta bahwa rapat dilaksanakan di sebuah hotel mewah, Hotel Fairmont Jakarta, tampaknya berkebalikan dengan upaya efisiensi tersebut. Biaya sewa ruang rapat / ballroom Hotel Fairmont pun jadi sorotan lantaran tidak murah.
Mengutip website fairmont-jakarta.com, Hotel Fairmont Jakarta memiliki tujuh ruang rapat, di antaranya Grand Ballroom, Jade Room, Emerald Room, Ruby Room, Diamond Room, Opal Room, Sapphire Room. Biaya sewa ruang rapat atau ruang meeting di Hotel Fairmont terebut dibanderol mulai dari Rp 84.700.000 per hari. Belum termasuk biaya akomodasi lain seperti makan dan minum.
Sementara itu, agenda Konsinyering Rapat Panja tentang Revisi UU TNI ini digelar dua hari. Hari pertama, berlangsung pada Jumat, mulai Pukul 13.30 WIB di Ballroom Ground Floor Hotel Fairmont. Kemudian dilanjutkan pada Sabtu, mulai Pukul 10.00 WIB-Pukul 22.00 WIB di Ruang Rapat Ruby Meeting Room 3rd Floor di hotel yang sama.
Rapat tersebut dilaksanakan untuk mempercepat pengesahan RUU TNI yang sudah cukup kontroversial. Gelombang penolakan terhadap revisi UU TNI tersebut terjadi sudah sejak tahun lalu.
Kritik bermunculan dari berbagai pihak termasuk legislator dan NGO. Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS enilai perubahan yang diusulkan dalam RUU TNI tidak menjawab permasalahan mendasar dalam institusi TNI dan Polri, utamanya dalam aspek kewenangan institusi.
Revisi UU TNI juga menuai kritik karena memuat aturan di mana memungkinkan prajurit aktif menduduki jabatan sipil di kementerian dan Lembaga negara. Banyak pihak menganggap kebijakan tersebut membuka Kembali ruang dwifunsgi ABRI yang sudah pernah dihapuskan paska kekuasaan Orde Baru runtuh.
Terlepas dari tujuan rapat, sebelumnya Pemerintahan Presiden Prabowo melakukan efisiensi anggaran belanja untuk tahun 2025. Pemerintah menargetkan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp306,7 triliun. Dampaknya banyak Lembaga pemerintah yang mengaku harus memangkas anggaran besar-besaran mengikuti Instruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tersebut.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Mengintip Isi Garasi Utut Adianto yang Pimpin Komisi I DPR Kebut RUU TNI
Berita Terkait
-
Koalisi Masyarakat Sipil Geruduk Rapat Tertutup RUU TNI, Golkar: Kita Hargai Tapi Salurkan dengan Cara Tepat
-
Kenal Tiga Anggota RUU TNI, Pandji Pragiwaksono Sebut Satu Nama yang Paling Menyita Perhatian
-
RUU TNI: Langkah Strategis atau Ancaman? Kapuspen TNI Beri Penjelasan
-
Mengintip Isi Garasi Utut Adianto yang Pimpin Komisi I DPR Kebut RUU TNI
-
Dikebut, Pembahasan Revisi UU TNI Dilanjut di Parlemen Senin Besok
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera