Suara.com - PT Bank Jago Tbk (ARTO) menilai keuangan syariah akan terus berkembang hingga lima tahun ke depan. Terlebih, keuangan berbasis syariah memang banyak diminati oleh beberapa negara.
Head of Sharia Financing, PT Bank Jago Tbk Agung Lesmana mengatakan, banyak negara yang sudah menerapkan keuangan syariah di perbankannya. Salah satunya dilakukan oleh beberapa negara di benua Eropa.
"Jadi ada beberapa yang menganggap bahwa bank syariah hanya khusus untuk orang yang muslim. Padahal enggak. Itu bisa berlaku untuk semua agama. Dan ini bisa dilihat dari bank-bank Eropa. Bank-bank Eropa itu sudah mulai banyak yang juga memiliki tabungan atau bertransaksi di bank-bank syariah," kata Agung Lesmana saat berbincang dengan Suara.com, Jumat (18/7/2025).
Kata dia, pasar keuangan syariah harus ditingkatkan. Lantaran, Indonesia masih rendah dalam pengembangan produk keuangan syariah.
"Demand itu dari sisi kitanya nih sebagai pengguna. Tadi dari sisi literasi keuangannya gitu ya. Nggak tahu bahwa bank syariah itu sebenarnya bisa juga untuk yang non-muslim gitu ya," katanya.
Untuk itu Indonesia pun membentuk Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNES). Hal ini agar bisa mengawal peta bisnis syariah di perbankan Indonesia.
"Bahkan ada sekarang namanya Komite Nasional Ekonomi Syariah. Nah ini yang untuk mengawal roadmap keuangan syariah. Termasuk nanti ada literasi keuangan syariah, inklusi keuangan syariah dan seterusnya gitu ya," katanya.
Dia pun menyarankan agar meningkatkan layanan digitalisasi pada perbankan. Salah satunya Bank Jago sudah menerapkan digitalisasi keuangan syariah. Hal ini dilakukan dalam mempermudah nasabahnya.
"Jadi ya jago itu kan terkenal bank digital gitu ya. Jadi ya kita mendigitalkan syariah gitu supaya bisa dinikmatin bukan hanya di kota-kota besar tapi juga sampai dengan ke pelosok gitu ya. Karena sepanjang ada langit dan ada internet gitu kan bisa akses keuangan syariah," jelasnya.
Baca Juga: Sesuai Keputusan Menag, BCA Syariah Ditunjuk Sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang
Dia pun menambahkan agar memperkenalkan literasi keuangan syariah di masyarakat. Hal ini juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan market syariah di Indonesia.
"Karena kalau melihat perkembangan syariah ini gak bisa dilihat dari satu sisi. Karena ini semua saling mengaitkan. Jadi gak bisa dibesarkan ini tapi supply-nya ada produk-produk keuangan syariah," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
OJK Targetkan 93 Persen Masyarakat Indonesia Melek Keuangan, Ini Caranya
-
Analisis MSCI: Aturan Baru Free-Float Saham Indonesia, 4 Emiten Raksasa Terancam Terdepak
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat