Suara.com - Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Malaysia dihantui utang rumah tangga yang terus membengkak.
Bahkan, beberapa pegawai akan jatuh miskin dan tidak sanggup membayar utang tersebut.
Departemen Kepailitan Malaysia mencatat 4.194 kasus kebangkrutan yang melibatkan pegawai negeri sipil antara tahun 2020 dan Juni 2025.
Artinya sekitar 0,3 persen dari 1,6 juta tenaga kerja sektor publik di negara tersebut sudah bangkrut atau tidak memiliki uang simpanan untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk menangani ini, Wakil Menteri Keuangan Lim Hui Ying mengatakan bahwa Badan Konseling Kredit dan Pengelolaan Utang (AKPK) menawarkan layanan konsultasi.
Serta, bantuan pengelolaan keuangan, dan program restrukturisasi utang bagi individu yang menghadapi kesulitan keuangan serius.
“Bagi pegawai baru, Departemen Layanan Publik menyelenggarakan Program Transformasi Pikiran, yang memberikan paparan dini terhadap pengelolaan keuangan pribadi untuk memastikan mereka dapat mengelola utang secara bijaksana," katanya dilansir Malay Mail, Kamis (14/8/2025).
Selain itu, para pegawai negeri sipil juga terikat oleh aturan yang mewajibkan gaji bersih bulanan mereka minimal 40 persen dari pendapatan kotor mereka.
Hal ini mencegah mereka terjerumus ke dalam utang serius.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Tagih Utang ke Prabowo
Adapun utang yang dimiliki PNS dikarenakan mahalnya harga perumahan di Malaysia.
Hal itu terlihat dari komponen terbesar utang rumah tangga, yaitu 61,1 persen.
Pemerintah telah memperkenalkan berbagai skema perumahan terjangkau, termasuk Residensi Madani dan PR1MA, dengan mempertimbangkan situasi spesifik seperti di Johor Bahru
Wakil Menteri Keuangan Lim Hui Ying menilai, utang rumah tangga Malaysia per Maret 2025 mencapai RM1,65 triliun atau 84,3 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Menurut dia, utang para pegawai masih dibilang terkendali.
"Namun, utang tersebut masih terkendali di tingkat makro, karena aset keuangan rumah tangga pada periode yang sama mencapai RM3,45 triliun, 2,1 kali lebih tinggi dari total utang," tandasnya.
Berita Terkait
-
Rudal Balistik Baru Tiba di Perbatasan Malaysia, DPR: Buat Lindungi IKN, Bukan Ancam Negara Tetangga
-
Rudal Balistik yang Dibeli TNI Sudah Datang! Langsung Ditarok di 'Muka' Malaysia
-
Gaji Pensiunan PNS Naik 12 Persen? Kemenkeu dan Taspen Buka Suara
-
Ramai Narasi Sebut ASEAN Prediksi Indonesia Bangkrut 2030 karena Utang, Ternyata Begini Faktanya
-
Yakin Prabowo Dapat Laporan, Menteri Imipas Pastikan Riza Chalid Masih di Malaysia: Kami Ikuti Saja
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jurus Jitu SIG dan BRI Latih Puluhan Pelaku UMKM Jualan Online
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Emas Antam Bertahan di Rp 2.290.000
-
Bitcoin Gagal Tembus USD 110.000 di Tengah Tekanan Opsi USD 17 Miliar, Pekan Terburuk?
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!