Suara.com - Perusahaan berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sektor pertanian dalam negeri, Edufarmers mendapatkan pendanaan USD 3,5 juta dari Google.org.
Dana ini diperuntukkan untuk pengembangan petani di Asia Pasifik, khususnya Thailand dan Vietnam. Edufarmers akan menggunakan AI untuk membangun teknologi petani bisa mengindentifikasikan penyakit tanaman lewat gambar.
COO Edufarmers, Amri Ilmma, mengatakan AI dalam pertanian adalah hal yang personal karena petani adalah inti dari ketahanan pangan, namun sering menghadapi tantangan sendirian.
Dengan AI agronomis, perseroan menjembatani kesenjangan ini agar pengetahuan dapat diakses dan dimanfaatkan secara nyata.
"Kami menantikan untuk mengadaptasi pengalaman kami di Indonesia demi mendukung petani di Thailand dan Vietnam," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Selain itu, dana itu juga digunakan untuk pelatihan dan penyuluhan soal Praktik Pertanian yang Baik untuk 30.000 petani. Tujuannya, agar bisa meningkatkan produktivitas, ketahanan pangan, dan pendapatan mereka.
Sementara, Vice President Google Southeast Asia and South Asia Frontier, Sapna Chadha, melihat bagaimana AI mendorong perubahan besar di sektor pertanian, yang merupakan inti dari banyak perekonomian di kawasan Asia Tenggara.
"Dengan memadukan teknologi AI dan keahlian lokal, kami tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat sistem pangan serta mendukung praktik pertanian berkelanjutan membuka peluang, satu petani, satu keluarga, dan satu lahan pada satu waktu," imbuhnya.
Baca Juga: ICS Compute Gandeng AWS untuk Percepat Adopsi Generative AI di Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bank Indonesia : Tahun Depan Beli Dimsum di China Bisa Bayar Pakai QRIS
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar