Suara.com - Pop Mart (9992.HK) asal China, yang telah menggemparkan dunia dengan boneka Labubu, berhasil meningkatkan pendapatannya.
Hal ini karena permintaan yang tinggi hingga pergeseran ke pasar luar negeri cukup banyak diminati
Apalagi, saham Pop Mart telah meningkat lebih dari 200 persen sepanjang tahun ini.
Data ini menjadikan perusahaan mainan ini lebih berharga daripada raksasa industri tradisional seperti produsen Barbie, Mattel (MAT.O) dan perusahaan induk Hello Kitty, Sanrio.
Dengan kenaikan sahamnya yang terus melejit membuat laba bersih sebesar 396,5 persen dan lonjakan pendapatan sebesar 204,4 persen.
Tentunya melampaui angka yang diprediksi dalam pratinjau pendapatan bulan lalu, yang memperkirakan pertumbuhan pendapatan sebesar 200 persen pada semester pertama tahun 2025 dan peningkatan laba bersih berulang setidaknya 350 persen sepanjang tahun.
Pop Mart berjanji untuk meningkatkan pasokan boneka-boneka tersebut, yang telah terjual habis di toko-toko di seluruh dunia.
CEO-nya, Wang Ning, mengatakan bahwa penjualan Labubu akan melampaui 10 juta unit per hari mulai September tahun ini.
Pop Mart mengklasifikasikan Labubu sebagai karakter kekayaan intelektual (HKI) "The Monsters".
Baca Juga: IHSG Melesat Kembali Bergerak di Level 7.900 pada Selasa Pagi
Bahkan, perusahaan tersebut menyatakan bahwa "The Monsters" meraup 669,88 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,6 triliun pada paruh pertama tahun ini. Sehingga menyumbang 34,7 persen dari total pendapatan.
"Empat IP lainnya meraup lebih dari 1 miliar yuan selama periode tersebut, termasuk Molly dan Crybaby," ujarnya dilansir BBC, Rabu (20/8/2025).
Pop Mart sering menjual boneka-boneka koleksinya dalam apa yang disebut "kotak buta" sehingga pembeli tidak mengetahui desain pasti yang akan mereka terima hingga mereka membuka kemasannya.
Salah satu pendorong utama kesuksesan Labubu yang bergigi ini adalah popularitasnya di kalangan penggemar selebritas, termasuk Lisa dari grup K-pop Blackpink, penyanyi Rihanna, dan mantan bintang sepak bola David Beckham.
Perusahaan tersebut kini memiliki 571 toko 40 di antaranya dibuka pada paruh pertama tahun ini, serta 2.597 toko robot otomatis di 18 negara dan wilayah.
Berita Terkait
-
IHSG Bergerak Dua Arah Pagi Ini, Saham COIN Jadi Primadona
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
IHSG Merosot Lagi di Bawah Level 7.500, Saham BBCA Biang Kerok?
-
IHSG Dibuka Menguat Tapi Langsung Anjlok, Cek Saham-Saham Pilihan
-
Ada Apa dengan CDIA, Kok Harga Saham Bisa Ambrol 9 Persen
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Modus Penipuan Digital Makin Canggih, Ini Strategi Baru Bank Indonesia Melawan Scammer!
-
Harga Emas Hari Ini Naik! Logam Mulia di Pegadaian Mulai Tarik Minat Pembeli
-
Gurita Bisnis Victor Hartono, Pemimpin Grup Djarum: Usaha dan Saham
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak