- Jumlah konsumen aset kripto di Indonesia meningkat 4,11 persen
- Sset keuangan digital dan aset kripto secara umum tetap berjalan normal
- Pasar kripto di Indonesia dipengaruhi oleh sentimen global
Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi aset kripto pada Juli 2025 mencapai Rp 52,46 triliun. Jumlah tersebut melonjak 62,36 persen dibandingkan Juni yang mencatatkan Rp32,31 triliun. Total transaksi sepanjang 2025 mencapai Rp 276,45 triliun.
Sementara itu, jumlah konsumen aset kripto di Indonesia meningkat 4,11 persen pada periode Juli 2025 menjadi 16,5 juta konsumen, dibandingkan 15,85 juta konsumen pada Juni 2025.
"Sektor ini terus mencatatkan pertumbuhan meski di tengah dinamika global maupun domestik," kata
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, Kamis 4 September 2025.
Sehubungan dengan perkembangan dan situasi terkini di dalam negeri, Hasan juga dapat menyampaikan bahwa dari sisi penyelenggara aset keuangan digital dan aset kripto secara umum tetap berjalan normal dan tidak mengalami gangguan operasional.
"Hal ini tercermin dari angka penempatan dan penarikan dana yang berada dalam kisaran normal, serta menunjukkan kepercayaan konsumen tetap terjaga," ujarnya.
Sementara itu, CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, mengatakan belakangan ini dinamika sosial-politik di dalam negeri memang menjadi perhatian publik, termasuk bagi pelaku industri aset digital.
Namun, jika ditelisik lebih jauh, pasar kripto di Indonesia pada dasarnya lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global, terutama kondisi makroekonomi dan geopolitik.
Data CoinMarketCap mencatat, pada 25 Agustus 2025 volume transaksi kripto di Indonesia mencapai sekitar US$108,6 juta, sebelum melemah 3 persen-5 persen menjelang akhir pekan dengan pergerakan sideways.
Tekanan ini sejalan dengan tren global, seperti pelemahan Bitcoin di bawah level support US$107.500 (sekitar Rp1,76 miliar dengan kurs Rp16.443), serta melemahnya arus dana ke ETF Bitcoin akibat aksi jual institusional.
Meski faktor domestik dapat mempengaruhi psikologi investor ritel misalnya melalui persepsi risiko akibat ketidakpastian politik, namun arah utama pasar kripto tetap sangat erat dengan dinamika lintas negara.
"Kami melihat industri ini bersifat global, sehingga gejolak makroekonomi, kebijakan bank sentral, dan konflik geopolitik memiliki dampak yang lebih dominan dibandingkan isu dalam negeri," katanya.
Berita Terkait
-
OJK Ambil Tindakan Tegas! BPR Artha Kramat Kehilangan Izin Usaha
-
Terungkap! Cara Fintech Lending Manfaatkan AI: Analisis Risiko Lebih Akurat atau Manipulasi Data?
-
Kaget Setengah Mati, Selebgram Ini Nyuci Sendiri Pakai Papan Gilas di Laundry Majapahit
-
Strategi Jitu Memulai Bisnis Online Tanpa Modal Besar di Era Digital
-
Cuma Rp2 Ribu dan Gratis Detergen, Laundry Unik Ini Ajak Pelanggan Nyuci Manual dan Ngerumpi Bareng
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Tanggapi Sengkarut Utang Kereta Cepat, AHY: Saya Tak Mau Ada Polemik!
-
AHY Ungkap PR Prabowo Setelah 1 Tahun Menjabat: 9,9 Juta Keluarga Tidak Punya Rumah
-
AHY Enggan Buru-buru Bangun Tanggul Raksasa Jawa, Khawatir Anggaran Membengkak
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Menteri dan Wamen Dapat Mobil Dinas Maung, Purbaya: Uang Ada, Tergantung Pindad?
-
Disuruh Prabowo Pindahkan Uang Korupsi Rp 13,2 T, Purbaya: LPDP Uangnya Masih Kebanyakan
-
Cara Mendaftarkan Nama ke DTKS Agar Bisa Terima Bansos, KIP, PKH Sampai Prakerja!
-
BSU Rp 600 Ribu Cair Lagi Oktober 2025? Jangan Asal Cek Rekening, Ini Faktanya
-
Menkeu Purbaya Ungkap Nasib Insentif Mobil, Singgung Kesiapan Industri Otomotif
-
Ditantang Dedi Mulyadi, Menkeu Purbaya: Mungkin Anak Buahnya Ngibulin Dia