Bisnis / Keuangan
Selasa, 14 Oktober 2025 | 11:42 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/kemensetneg.ri/luhut.pandjaitan)
Baca 10 detik
  • Menkeu Purbaya menolak penggunaan APBN untuk pendirian Family Office yang diusulkan Luhut.

  • Ia belum memahami konsep Family Office dan tidak terlibat dalam proyek tersebut.

  • Family Office bertujuan menarik investor ultra kaya dan menjadikan Bali pusat keuangan global.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak rencana Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan tentang penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendirian Wealth Management Consulting (WMC) atau Family Office.

Bendahara negara menegaskan hanya akan mengalokasikan APBN untuk program yang jelas dan tepat sasaran. Namun, ia tetap mempersilakan bila rencana tersebut dijalankan.

"Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri. Saya anggarannya nggak akan alihkan ke sana. Saya fokus, kalau kasih anggaran tepat, nanti pas pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran dan nggak ada yang bocor," tutur Purbaya i Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Senin (13/10/2025).

Purbaya juga mengaku belum memahami konsep pembentukan Familiy Office di Indonesia walaupun Luhut Pandjaitan sudah membicarakannya sejak awal tahun ini.

"Nggak, saya nggak terlibat. Kalau mau saya doain lah. Saya belum terlalu ngerti konsepnya walaupun Pak Ketua DEN sering bicara. Saya belum pernah lihat apa sih konsepnya, jadi saya nggak bisa jawab," imbuhnya.

Lantas, apa itu Family Office yang diusulkan oleh Luhut Pandjaitan?

Apa Itu Family Office?

Ilustrasi manajemen kekayaan. (Pexels/Karolina Grabowska)

Family Office yang diusulkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan merujuk pada sebuah inisiatif untuk mendirikan pusat layanan manajemen kekayaan (Wealth Management Consulting/WMC) di Indonesia, khususnya di Bali.

Ini adalah perusahaan eksklusif yang melayani keluarga super kaya. Tugasnya bukan cuma mengurus uang dan investasi, tapi juga membantu merancang masa depan, mengelola aset properti, hingga mengatur urusan harian seperti pendidikan anak atau perjalanan keluarga.

Gagasan ini sudah muncul sejak Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di era Presiden Joko Widodo, dan kini dilanjutkan di era Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Mau Guyur Lagi Dana SAL ke Himbara, BRI-BNI Dapat Berapa?

Juru Bicara DEN menyebut bahwa Family Office merupakan bagian dari transformasi ekonomi Bali dan bukan sekadar proyek eksperimental

Tujuan dari dibangunnya Family Office adalah untuk menarik investasi dari kalangan ultra high-net-worth individuals (UHNWI) atau investor kakap global.

Tujuan Utama Family Office di Indonesia

Berikut beberapa tujuan didirikannya Family Office di Indonesia:

1. Menjadikan Bali sebagai pusat keuangan internasional

Luhut ingin menjadikan Bali sebagai hub keuangan yang menarik bagi investor global, mirip dengan model yang diterapkan di Singapura atau Swiss

2. Menarik dana asing tanpa beban pajak tinggi

Load More