Bisnis / Keuangan
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 13:21 WIB
Ilustrasi sawit. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Saham emiten sawit PT Gonzo Plantations Tbk (GZCO) melonjak 24,68% kemarin, Kamis (16/10/2025), melanjutkan reli fantastis 306,19% dalam tiga bulan terakhir.
  • Kenaikan tajam ini dipicu dua isu utama: klarifikasi resmi perseroan terkait dugaan lahan sawit di kawasan hutan.
  • Ada rumor akuisisi strategis oleh PT Energi Melayani Negeri (EMN), perusahaan yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro.

Suara.com - Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Gonzo Plantations Tbk (GZCO), kini menjadi primadona di lantai bursa, mencatatkan kenaikan harga saham yang fluktuatif.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025 kemarin, saham GZCO melonjak signifikan sebesar 24,68 persen, setara 78 poin, menutup hari di level 394 per saham.

Sementara saat ini, saham GZCO diperdagangkan dengan harga Rp402. Naik 2% dibandingkan pembukaan pasar.

Kinerja fantastis ini bukan lonjakan sesaat. Dalam sepekan, saham GZCO telah menguat 82,41 persen, dan yang paling menakjubkan, dalam tiga bulan terakhir, saham perseroan telah meroket hingga 306,19 persen dari harga 97 per saham.

Secara tahunan, lonjakan harga saham GZCO sudah mencapai 248,67 persen. Reli harga yang luar biasa ini didukung oleh dua katalis utama yang kini menjadi sorotan pelaku pasar.

1. Merespons Isu Legalitas Lahan di Kawasan Hutan

Katalis pertama adalah upaya proaktif perseroan dalam mengklarifikasi isu sensitif terkait dugaan kepemilikan lahan kelapa sawit yang masuk ke dalam kawasan hutan.

Sekretaris Perusahaan GZCO, Liviana, menjelaskan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), bahwa areal lahan sawit milik grup usahanya semula berada di kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dengan izin yang sah.

Namun, akibat adanya perubahan regulasi dari pemerintah, sebagian lahan tersebut mengalami perubahan status dan kini masuk dalam kawasan hutan.

Baca Juga: Danantara Ungkap Alasan Enggan Siram Duit di Pasar Saham Indonesia

Liviana merinci, luasan lahan yang terdampak mencapai sekitar 650 hektare di Sumatra Selatan dan sekitar 550 hektare di Kalimantan Tengah.

Strategi konkret yang telah ditempuh GZCO adalah mengajukan permohonan pelepasan kawasan hutan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan melengkapi seluruh persyaratan administratif yang diminta.

Perseroan juga memastikan bahwa hingga saat ini, mereka belum menerima surat pemberitahuan tagihan atau sanksi administratif dari Satgas Penguatan Tata Kelola Hutan (PKH) atau Kejaksaan Agung.

2. Rumor Akuisisi Strategis oleh Grup Happy Hapsoro

Katalis kedua yang lebih kuat mendorong harga saham GZCO adalah beredarnya kabar mengenai rencana akuisisi signifikan oleh PT Energi Melayani Negeri (EMN).

EMN, sebuah perusahaan yang terafiliasi kuat dengan pengusaha Happy Hapsoro—suami dari Ketua DPR RI Puan Maharani—disebut-sebut akan mengambil alih sekitar 50% saham GZCO.

Load More