Bisnis / Keuangan
Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:43 WIB
BCA [Dok BCA]
Baca 10 detik
  • Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) langsung melesat 4,44% di awal perdagangan Selasa (20/10/2025) setelah mengumumkan rencana buyback saham.
  • Buyback saham dengan nilai maksimum Rp5 triliun.
  • Aksi korporasi yang bertujuan menstabilkan harga saham ini akan berlangsung hingga Januari 2026 dan didukung oleh kinerja Kuartal III 2025 yang positif.

Suara.com - Awal sesi perdagangan hari Selasa (20/10/2025) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka dengan lonjakan signifikan pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menyusul pengumuman perseroan mengenai rencana pembelian kembali saham (buyback) dengan alokasi dana maksimal Rp5 triliun.

Pada sekitar pukul 09.06 WIB, saham BCA berada di posisi Rp8.225, mencatatkan penguatan sebesar 4,44%. Aktivitas perdagangan saham emiten bank swasta terbesar di Indonesia ini sangat ramai.

Sementara, saat artikel berita ini ditulis, saham BBCA berada di ksiaran harga 8.225.

Tercatat, sebanyak 75,62 juta saham BBCA telah berpindah tangan melalui 13.365 kali frekuensi transaksi, dengan nilai transaksi yang sudah menembus Rp621,92 miliar.

Dikutip via RTI, saham BBCA menjadi primadona dengan membukukan net buy (pembelian bersih) mencapai Rp79,1 miliar, nilai tertinggi di antara saham-saham lainnya.

Rincian Buyback dan Isu IPO Blu

Rencana buyback saham ini dilakukan BCA dalam rangka mendukung stabilitas harga saham perseroan di BEI.

Pembelian kembali akan dilakukan pada harga yang dianggap wajar, dengan harga maksimum buyback ditetapkan sebesar Rp9.200.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa periode shares buyback ini akan berlangsung sejak 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026.

Baca Juga: IHSG Tembus Rekor 8.000, Presiden Prabowo: Ini di Luar Dugaan

Periode ini merupakan waktu maksimum selama tiga bulan terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi (20 Oktober 2025), kecuali jika perseroan memutuskan untuk mengakhirinya lebih cepat, dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hera juga memastikan bahwa pelaksanaan buyback ini tidak akan berdampak material terhadap kinerja keuangan dan operasional perseroan, sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diterapkan BCA. 

Rencana buyback ini didukung oleh kinerja fundamental BCA yang tetap solid. Pada Kuartal III-2025, perseroan berhasil membukukan laba bersih yang tumbuh 5,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp43,4 triliun, meningkat dari Rp41,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, adanya isu IPO BLu juga mendorong isu positif meski hal ini tidak dikonfirmasi kebenarannya.

Pertumbuhan kredit BCA juga mencapai 7,6% (yoy) menjadi Rp944 triliun, ditopang oleh ekspansi kredit berkualitas tinggi.

Kualitas pinjaman perseroan terjaga, ditunjukkan dengan rasio Loan At Risk (LAR) yang membaik menjadi 5,5% (dari 6,1% tahun sebelumnya). Rasio Non Performing Loan (NPL) juga terkendali di level 2,1%.

Load More