- Pada Jumat, 14 November 2025 pagi, IHSG berhasil menghijau dan bergerak di level 8.378, menguat 0,20 persen hingga pukul 09.06 WIB.
- Transaksi saham pagi itu mencakup 3,44 miliar saham senilai Rp 1,44 triliun, dengan perincian 230 saham naik dan 247 saham turun.
- Sentimen negatif meliputi proyeksi pelemahan IHSG setelah penutupan Kamis, pelemahan rupiah, dan antisipasi hasil RDG Bank Indonesia.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menghijau di perdagangan Jumat, 14 November 2025 pagi. IHSG bergerak di level 8.378.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.06 WIB, IHSG terus menanjak naik 0,20 persen di level 8.388.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,44 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,44 triliun, serta frekuensi sebanyak 193.600 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 230 saham bergerak naik, sedangkan 247 saham mengalami penurunan, dan 479 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ADES, ARTA, BEEF, DSAA, GEMS, JECC, JSPT, MORA, MPRO, NRCA, PGUN.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, ADMF, CBDK, CMRY, GGRM, ITMG, MGLV, PACK, PORT, RATU, RISE, RMKE, SHIP.
Proyeksi IHSG
IHSG diperkirakan kembali bergerak melemah pada Jumat (14/11), setelah pada perdagangan Kamis (13/11) ditutup turun ke level 8.372 atau terkoreksi 0,20 persen.
Meski sempat menguat di awal sesi, IHSG berbalik koreksi dengan sektor industrial menjadi pemberat terbesar, sementara sektor energi mencatatkan penguatan tertinggi.
Baca Juga: Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
Tekanan pada rupiah juga menambah kekhawatiran pasar. Rupiah ditutup melemah ke kisaran Rp16.720 per dolar AS, Kamis (13/11).
Kondisi ini membuat pelaku pasar menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pekan depan. Jika rupiah terus terdepresiasi, BI diperkirakan mempertahankan BI Rate di 4,75 persen bulan ini.
Mayoritas bursa Asia ditutup menguat seiring kabar positif dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menandatangani RUU pendanaan yang resmi mengakhiri government shutdown terlama dalam sejarah AS, yang hampir memasuki hari ke-43. Sebelumnya, RUU tersebut disetujui Dewan Perwakilan Rakyat dengan hasil voting 222–209.
Dari Tiongkok, pasar menunggu rilis data ekonomi Oktober. Produksi industri diprediksi tumbuh 5,8 persen YoY, melambat dari 6,5 persen YoY pada September. Sementara itu, penjualan ritel diperkirakan naik 2,2 persen YoY, turun dari 3 persen YoY pada bulan sebelumnya.
Secara teknikal, IHSG ditutup di bawah MA5, sementara indikator Stochastic RSI melanjutkan pelemahan, didorong oleh peningkatan volume jual. Kondisi ini membuat IHSG berpotensi melanjutkan tren turun dan menguji support di 8.300–8.325.
Koreksi indeks global dan menurunnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed juga menjadi sentimen negatif tambahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak