Bisnis / Keuangan
Kamis, 20 November 2025 | 09:06 WIB
Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir. Foto Fadil-Suara.com
Baca 10 detik
  • Danantara sebut dari ribuan perusahaan BUMN hanya segelintir yang setor dividen jumbo.
  • Ketimpangan tersebut diperparah dengan fakta bahwa sebanyak 52 persen dari total perusahaan BUMN tercatat mengalami kerugian.
  • Danantara telah menyiapkan strategi konsolidasi, yang salah satunya akan mengubah delapan entitas asset management BUMN menjadi satu perusahaan. 

Suara.com - Struktur kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap kas negara terungkap sangat timpang dan mengkhawatirkan.

Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa nyaris seluruh setoran dividen BUMN sekitar 95 persen hanya berasal dari segelintir perusahaan.

Dari total 1.060 entitas BUMN yang berada di bawah naungan Danantara, hanya delapan perusahaan yang menjadi penyumbang utama deviden.

"Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, 95 persen dividen itu hanya datang dari delapan perusahaan. Kurang dari 1 persen," ungkap Pandu Sjahrir di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Ketimpangan tersebut diperparah dengan fakta bahwa sebanyak 52 persen dari total perusahaan BUMN tercatat mengalami kerugian, dan kontribusinya terhadap penerimaan negara sangat minim. Kondisi ini menjadi "pekerjaan rumah" raksasa bagi Danantara untuk memperbaiki struktur portofolio BUMN.

Pandu menilai, dalam situasi ini, restrukturisasi dan konsolidasi adalah langkah yang tidak bisa dihindari untuk meningkatkan efisiensi dan tata kelola.

Danantara telah menyiapkan strategi konsolidasi, yang salah satunya akan mengubah delapan entitas asset management BUMN menjadi satu perusahaan tunggal yang lebih efisien.

Contoh paling konkret adalah rencana konsolidasi rumah sakit milik Pertamina dan BUMN lain yang selama ini beroperasi sendiri dengan margin laba yang sangat rendah. Pandu menyoroti bahwa margin EBITDA rumah sakit BUMN saat ini hanya sekitar delapan persen, jauh di bawah standar industri yang mencapai 40 persen.

Melalui pembentukan Danantara Hospital Group, yang akan menjadi grup rumah sakit terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah tempat tidur, margin laba diyakini akan meningkat signifikan.

Baca Juga: Merger BUMN Karya: WSKT Makin Dekat Desliting, Rugi Bersih Naik Jadi Rp 3,17 T

"Kalau kita satuin, terus kita cari orang yang memang fokusnya membangun rumah sakit berskala internasional, yakin lah margin-nya bisa naik. Ya paling tidak 20 persen tahun pertama, terus bisa 40 persen tahun kemudian. Itu langsung value bisa naik 5-6 kali lebih," pungkas Pandu.

Berikut adalah daftar beberapa BUMN yang menyetor dividen, terutama yang termasuk dalam daftar penyumbang dividen terbesar untuk tahun 2024: PT BRI, Bank Mandiri, MIND ID, Pertamina, Telkom Indonesia, BNI, dan PLN.

Selain itu, ada juga PT Pupuk Indonesia, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan PT Bank Tabungan Negara (BTN).

10 BUMN penyumbang dividen terbesar pada tahun 2024:

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI): Rp25,7 triliun
PT Bank Mandiri: Rp17,1 triliun
PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID): Rp11,2 triliun
PT Pertamina: Rp9,3 triliun
PT Telkom Indonesia: Rp9,2 triliun
PT Bank Negara Indonesia (BNI): Rp6,2 triliun
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN): Rp3 triliun
PT Pupuk Indonesia: Rp1,2 triliun
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo): Rp1 triliun
PT Bank Tabungan Negara (BTN): Rp420 miliar

Load More