Bisnis / Keuangan
Selasa, 25 November 2025 | 10:01 WIB
Ilustrasi penukaran uang asing. [Suara.com/Alfian]
Baca 10 detik
  • Rupiah menguat 0,21% pada Selasa (25/11/2025) dibuka di level Rp 16.664 per Dolar AS, mengalahkan penutupan hari sebelumnya.
  • Penguatan ini didorong faktor global dari kesiapan Ukraina damai dan domestik surplus transaksi berjalan BI.
  • Transaksi berjalan Indonesia surplus USD 4,0 miliar pada Kuartal III-2025, surplus pertama setelah sepuluh kuartal defisit.

Suara.com - Nilai tukar Rupiah terus menunjukkan tren menguat pada hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Selasa (25/11/2025) dibuka di level Rp 16.664 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Alhasil, Rupiah kembali bangkit 0,21 persen dibanding penutupan pada Senin  yang berada di level Rp 16.999 per Dolar AS.  

Beberapa mata uang Asia yang menunjukkan fluktuatif terhadap Dolar. Terlihat Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melesat 0,22 persen. 

Disusul, Won Korea Selatan melonjak 0,18 persen. Berikutnya, Baht Thailand yang terapresiasi 0,05 persen dan Dolar Hongkong naik 0,04 persen. 

Diikuti, Dolar Taiwan yang menguat 0,03 persen. Selanjutnya, ada Yen Jepang yang terkerek 0,17 persen.

Lalu, Yuan China dan Dolar Singapura yang sama-sama menanjak 0,06 persen. 

Ilustrasi pecahan 50 dolar Singapura (Shutterstock).

Sedangkan, Peso Filipina menjadi satu-satunya mata uang yang melemah setelah turun tipis 0,002 persen terhadap the greenback.

Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Penguatan rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik. 

Salah satunya, ucapan Zelensky siap bekerja sama dengan AS dalam rencana perdamaian Ukraina Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan, ia telah menerima rencana perdamaian 28 poin yang disusun bersama oleh AS dan Rusia, yang menandakan kesediaannya untuk segera mengerjakannya. 

Baca Juga: IMF Puji Perekonomian Indonesia, Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore

Ia juga berharap dapat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang.

"Sebuah laporan Reuters menyebutkan bahwa Kyiv akan diminta untuk menyerahkan seluruh wilayah Donbas dan secara signifikan mengurangi kekuatan militernya, sebuah persyaratan yang telah lama dianggap oleh para pendukung Ukraina sebagai bentuk penyerahan diri," bebernya.

Sedangkan dalam negeri dipengaruhi oleh laporan Bank Indonesia  yang mencatat transaksi berjalan Indonesia surplus sebesar 4,0 miliar Dolar AS atau 1,1 persen dari PDB pada kuartal III-2025. 

Ini adalah surplus pertama sejak 10 kuartal terakhir. Posisi transaksi berjalan ini berbalik dibandingkan dengan defisit 2,7 miliar Dolar AS atau 0,8 persen dari PDB pada kuartal II tahun ini.

"Surplus ini ditopang oleh neraca perdagangan Indonesia yang meningkat, disumbang terutama oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Defisit neraca jasa menurun seiring kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia," bebernya.

Selain itu, neraca pendapatan primer mencatat defisit yang lebih rendah, disebabkan oleh penurunan pembayaran imbal hasil investasi asing seiring dengan telah berlalunya periode pembayaran dividen dan bunga/kupon. 

Load More