- Rupiah melemah tipis 0,02 persen pada Rabu (3/12/2025) ditutup di level Rp 16.628 per dolar AS.
- Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, kecuali Peso Filipina yang melemah 0,65 persen.
- Pelemahan rupiah dipicu sentimen global dan potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia oleh OECD.
Suara.com - Nilai tukar rupiah melemah sedikit pada penutupan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Rabu (3/12/2025) ditutup di level Rp 16.628 dolar Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,02 persen dibanding penutupan pada Selasa yang berada di level Rp 16.625 per dolar AS.
Beberapa mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS pada sore ini dengan baht Thailand menguat 0,37 persen.
Disusul, yen Jepang menguat 0,11 persen, yuan China menguat 0,09 persen, ringgit Malaysia menguat 0,08 persen, dolar Singapura menguat 0,08 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,03 persen terhadap dolar AS.
Lalu ada won Korea yang menguat 0,10 persen dan dan dolar Taiwan menguat 0,25 persen. Sedangkan mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini hanya Peso Filipina melemah 0,65 persen.
Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menyatakan bahwa rupiah harus mewaspadai sentimen dari global dan dalam negeri.
Salah satunya tekanan tuduhan Putin pada yang menyebutkan kekuatan-kekuatan Eropa menghalangi upaya AS. Padahal AS berencana untuk mengakhiri perang dengan mengajukan proposal ke Rusia.
"Moskow telah meningkatkan kekhawatiran bahwa pasokan Rusia akan terus dibatasi hanya untuk pembeli seperti China dan India karena perundingan tersebut mungkin tidak menghasilkan kesepakatan," bebernya.
Sentimen dalam negeri dipengaruhi oleh kerjasama Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai Bank Indonesia (BI) yang berencana memberikan uang untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga kebijakan hingga 50 basis poin.
Baca Juga: Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
"OECD mencatat bahwasiklus penurunan suku bunga yang dimulai pada Agustus 2024 telah membawa BI rate turun dari 6,25 persen menjadi 4,75 persen," katanya.
Meski demikian, penurunan tersebut belum tersalurkan secara penuh ke suku bunga kredit perbankan maupunimbal hasil obligasi korporasi, yang baru turun marginal dibanding awal periode pelonggaran.
"Pertumbuhan kredit pun disebut masih jauh di bawah rata-rata historissebelum pandemi dan sebelum siklus pelonggaran dimulai," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Saham INET Meroket Lagi Hari Ini: YTD Tembus 1.200 Persen, Ada Update Right Issue
-
PNM Kirim Karyawan Terbaik ke Malaysia, Singapura, dan Tanah Suci: Penghargaan Atas Integritas
-
Bea Cukai Musnahkan Rokok Ilegal dan Miras, Selamatkan Kerugian Negara Rp 31,6 Miliar
-
Kemenperin Akui Industri Otomotif Bahaya, Meski Penjualan Mobil Listrik Meroket, Ini Alasannya
-
Kemenkeu Finalisasi PMK Kepatuhan Wajib Pajak, Cek Dua Jenis Pengawasannya
-
Menperin Beberkan Industri Indonesia Masih Kuat, Ini Buktinya
-
Kantor Bea Cukai Digeledah Kejagung, Dirjen: Belum Tentu Lakukan Kesalahan
-
Cabai Rawit Merah Melonjak 5 Persen, Harga Pangan Lainnya Bergerak Tipis di Pasar Nasional
-
Bahlil Minta SPBU di Aceh, Sumut, Sumbar Beroperasi 24 Jam
-
Bea Cukai Terancam Dibekukan Purbaya, Dirjen: Apa Mau Dirumahkan Makan Gaji Buta?