Suara.com - Anak-anak yang diberi antibiotik sebelum usia dua tahun cenderung berdampak mengalami kegemukan saat mereka tumbuh dewasa.
Demikian kesimpulan dari hasil dari sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti di University of Pennsylvania.
"Hasil ini memberikan alasan bagi orang tua untuk berpikir lagi saat mereka harus memberikan antibiotik untuk anak-anak dan apa jenis antibiotik yang dibutuhkan," kata pemimpin peneliti Dr Charles Bailey dari Rumah Sakit Anak Philadelphia.
Bailey dan rekan melihat data dari 65.000 anak-anak pada tahun 2001 sampai 2013. Mereka memantau perkembangan anak-anak saat lahir hingga berusia lima tahun.
Mereka mencatat tinggi dan berat badan anak-anak, dan mengontrol perkembangannya saat pemberian antibiotik. Para peneliti mengetahui bahwa 69 persen anak-anak diberi antibiotik ketika berusia di bawah dua tahun.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi antibiotik sebanyak empat kali atau lebih sebelum usia dua tahun memiliki risiko obesitas 11 persen lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak diberi antibiotik. Ini Berlaku untuk tipe antibiotik tertentu. Sementara itu, anak-anak yang diberi jenis antibiotik yang lebih umum memiliki 16 persen lebih tinggi terkena risiko obesitas.
Kesimpulan tersebut didapat setelah mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti penggunaan steroid, asma, dan lain-lain. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk orang tua sebelum memberikan obat, terutama antibiotik kepada buah hatinya.
Mereka harus konsultasi terlebih dahulu ke dokter mengenai penggunaan antibiotik pada anak di usia yang sangat muda. (Medic Magic)
Berita Terkait
-
Benarkah Berat Badan Naik Saat Kurang Tidur dan Stres? Waspada Risiko Obesitas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Bahaya Tersembunyi Obesitas: Mengapa Berat Badan Berlebih Bikin Anda Lebih Cepat Tua?
-
5 Sepatu Jalan Kaki Nyaman untuk Penderita Obesitas: Lindungi Sendi, Maksimalkan Langkah
-
62 Persen ASN DKI Alami Obesitas, Pramono: Ikuti Gubernurnya Hidup Sehat, Walau Beban Banyak
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas