Suara.com - Penularan melalui kontak darah merupakan ciri khas dari virus hepatitis B. Oleh karena itu, melalui transfusi darah, virus VHB rentan menyebar.
Sebuah penelitian yang dilakukan 2010 menunjukkan bahwa 33,7 persen dari 7913 sampel kantung darah yang terkumpul memiliki HBsAg negatif berasal dari donor yang terpapar virus hepatitis B. Namun 10 persen dari sampel ini ternyata mengandung DNA VHB yang berpotensi menularkan virus hepatitis B.
Menurut dr. Yuyun SM Soedarmono, selalu peneliti dan Mantan Dirut Unit Transfusi Darah Pusat PMI, darah dengan DNA VHB ini berasal dari donor darah dengan infeksi VHB yang tersamarkan atau tidak terdeteksi dengan baik.
"Kegagalan deteksi tentunya karena metode skrining yang belum memadai. Rendahnya titer DNA VHB atau mutasi gen S yang menyebabkan metode lama yakni serologi tidak mampu mendeteksinya," kata dokter Yuyun pada seminar pada acara 'Hepatitis B: A Challenge for Science, Medicine, and Public Health in Indonesia', di Jakarta, belum lama ini.
Metode skrining terbaru dan akurat memang sudah diperkenalkan di Indonesia sejak 2005. Sayangnya belum semua Unit Transfusi Darah (UTD) menerapkannya. Tercatat baru 12 UTD di Indonesia yang menggunakan metode skrining ini.
"Sebenarnya kendala ada di biaya yang mahal, fasilitas lab yang memadai dan tenaga yang kompeten. Untuk satu kantong darah dengan metode skrining NAT biayanya mencapai 660 ribu, sedangkan metode biasa yakni serologi hanya 360 ribu," imbuh Yuyun.
Namun faktor-faktor ini, lanjut dia, seharusnya bukan menjadi kendala untuk menyediakan UTD di seluruh daerah di Indonesia. Pasalnya, jika tertular virus ini, biaya materiil dan imateriil yang dikeluarkan masyarakat lebih besar dibanding untuk pemeriksaan saja.
"Kalau dihitung dengan biaya treatment kalau sudah tertular sebenarnya jauh lebih murah. Jangan mikir mahalnya, kalau ada warga yang kena, biaya yang harus dibayar tentu sangat besar," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia