Suara.com - Awal februari lalu, tim dokter Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet kepala Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita. Operasi pemisahan ini melibatkan 70 dokter dari berbagai disiplin ilmu dan 25 perawat yang dibagi dalam dua tahap operasi.
Kini kembar siam Rafky-Rifky sudah diperbolehkan pulang. Direktur Medik dan Keperawatan RSAB Harapan Kita, DR. Dr. Didi Danukusumo, SpOG (K) mengatakan bahwa selama perawatan paska operasi, kedua bayi kembar dari pasangan Bari Sumita dan Yuni Setiawati ini dalam kondisi baik.
"Akan dilanjutkan dengan penanganan bibir sumbing pada bayi Rifky dan penanganan gangguan pernapasan pada bayi Rafky pada rawat jalan," ujar dr Didi pada temu media di RSAB Harapan Kita Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis saraf Syamsul Ashari, yang menjadi operator utama dalam operasi pemisahan ini mengatakan, kasus kembar siam dempet kepala ini memiliki kesulitan yang sangat tinggi. Pasalnya kondisi pembuluh darah kedua bayi laki-laki ini saling menyatu.
"Untuk memotong pembuluh darahnya kita pakai MRI tercanggih yang ada di RSAB Harapan kita sehingga terlihat jelas mana bagian pembuluh darah Rifky dan Rafky. Lalu kita arahkan kalau yang punya Rafky ke Rafky. Kalau punya Rifky ya diarahkan kembali ke Rifky," tambah dia.
Dokter Syamsul menambahkan, keberhasilan operasi pemisahan ini tak luput dari dukungan berbagai pihak seperti tim dokter dari berbagai rumah sakit di Jakarta, dan pinjaman peralatan canggih dari para distributor yang tak dipungut biaya.
Ayah bayi kembar siam Rafky-Rifky, Bari Sumita tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya bisa kembali berkumpul dengan dua buah hatinya itu. Ia berterimakasih pada pihak dokter yang telah berhasil memisahkan Rafky-Rifky, mengingat kasus kembar siam ini memiliki kesulitan yang tinggi.
"Saya sebagai orangtua sangat apresiasi terhadap rumah sakit dan tim dokter dan perawat dan pihak-pihak yang telah membantu anak saya dengan selamat. Saya nggak menyangka dengan keadaan yang sekarang ini, saya tidak bisa mengungkapkan apa-apa selain terima kasih pada tim dokter RSAB Harapan Kita," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara