Suara.com - Pengamat Masalah Kesehatan, Marius Widjajarta, menilai peran BPJS perlu dipertanyakan terkait meregangnya nyawa bayi Tiara Debora Simanjorang yang masih berusia empat bulan. Menurutnya, kasus ini menunjukkan layanan BPJS masih kacau.
"Menurut saya, BPJS kacau balau. Perbandingan dengan askes, di mana saat ada yang emergency boleh memilih RS mana saja meski tidak masuk dalam askes, setelah stabil rujukannya ke RS yang masuk askes," ujar Marius, ketika dihubungi Suara.com, Selasa (12/9/2017).
Tidak hanya itu, sambungnya, pada saat askes diberlakukan, penanganan emergency sudah dijamin sejak awal dengan kerja sama bersama pihak Dinas Kesehatan.
"Bayi Debora sebenarnya bisa ditangani, nggak perlu sampai meninggal seperti ini. Harusnya, kasus darurat sudah ditanggung oleh dinkes sejak awal," imbuhnya.
Parahnya, pihak BPJS, lanjut dia, justru menyalahkan pihak provider kesehatan yang memberi pelayanan terhadap pasien. Padahal, tanggung jawab juga ada di pihak BPJS yang seharusnya menjamin pemegang kartu mendapat pelayanan maksimal.
"BPJS malah menyalahkan providernya, dokternya, atau RS-nya yang dianggap salah dan dianggap ada gratifikasi dari pihak provider itu. Padahal seharusnya standarnya BPJS yang sudah memberi jaminan pelayanan emergensi sejak awal," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai kasus Debora menunjukkan masih lemahnya komunikasi dan koordinasi antara pengelola BPJS Kesehatan dan provider BPJS.
"Jadi saya makin paham kenapa Presiden sampai dua tahun berturut turut meminta setiap lembaga negara untuk saling berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik. Nah, di wilayah kesehatan ternyata demikian juga, komunikasi antara Pengelola BPJS kesehatan dan provider BPJS pun ternyata komunikasinya tidak lancar, sehingga kasus ini terjadi dan memakan korban," ungkapnya.
Selain itu, masih banyak masalah layanan BPJS yang hingga saat ini menjadi sorotan masyarakat. Salah satunya mengenai perlakuan BPJS kepada para dokter yang diduga tidak manusiawi karena dibayar terlalu kecil.
Baca Juga: Kasus Bayi Debora Panjang, Polisi Akan Periksa RS Mitra Keluarga
"Ini pekerjaan rumah besar bagi Kemenkes dan BPJS agar kasus Debora tidak terjadi lagi, percuma bila pelayanan rumah sakit sudah baik tapi gara-gara komunikasi tersendat, ujungnya nyawa rakyat terancam," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat