Suara.com - UNICEF bersama dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri tahap 3 pada bulan Desember 2018. Kali ini, pemberian ORI difteri dilakukan dengan sweeping di pasar dan pusat perbelanjaan.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, M.Kes, mengatakan sejatinya, Banyuwangi merupakan kabupaten dengan tingkat cakupan imunisasi dasar lengkap tertinggi di Jawa Timur, yang mencapai 100 persen.
Hanya saja, dengan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Jawa Timur pada awal tahun 2018, maka ORI difteri pun dilakukan secara tiga tahap, dengan tahap terakhir dilakukan pada bulan ini.
"Tahun kemarin itu ada 1 kasus difteri di sini, tapi ternyata kasus luar, jadi orang Jember datang berkunjung namun kami dapat deteksi dan obati. Tahun ini tidak ada, dengan ada beberapa suspect yang setelah diperiksa hasilnya negatif," tutur Rio, panggilan akrabnya, Sabtu (22/12/2018).
Data terbaru dari Dinkes Banyuwangi menyebut sudah 95,86 persen populasi anak-anak usia 1 sampai 19 tahun yang mendapatkan imunisasi ORI difteri. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi, sweeping bersama pun dilakukan.
Sweeping yang dilakukan Dinkes Banyuwangi bersama dengan UNICEF dan tim kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya dilakukan di dua tempat, yakni pusat perbelanjaan Roxy dan Pasar Sri Tanjung.
Para volunteer dari FKM Unair melakukan sweeping dan memberikan edukasi singkat soal ORI difteri kepada para orang tua yang membawa anak. Target imunisasi difteri sendiri diberikan kepada anak usia 0 sampai dengan 19 tahun.
Di lokasi sweeping, Child Survival and Development (CSD) Specialist UNICEF Dr. Armunanto M.Ph menjelaskan, langkah yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan melakukan sweeping anak-anak yang belum terpapar imunisasi lengkap difteri, merupakan suatu langkah maju.
Mereka menyisir dan mencari anak-anak yang sebelumnya tidak terdata atau sedang berhalangan ketika giat imunisasi dilakukan, untuk kemudian dilakukan imunisasi di tempat.
Baca Juga: BMKG: Waspadai Gelombang Selat Sunda
“Harapannya, mereka tidak ada lagi yang sampai terlepas dan lolos. Semua anak berkesempatan untuk ikut imunisasi,” ucap Armunanto.
Dr. Susy Katikana Sebayang, M.Sc, dosen sekaligus koordinator tim volunteer dari FKM Unair, mengatakan sweeping ditargetkan untuk menjangkau populasi yang mungkin tidak tercakup saat program imunisasi nasional berlangsung.
Populasi anak jalanan, anak dalam lapas, dan penduduk yang sering berpindah merupakan target utama sweeping ORI difteri tahap 3. Untuk ORI difteri, volunteer yang berasal dari mahasiswa juga dimaksudkan untuk lebih menjangkau kalangan remaja.
"Kalau bayi dan balita kan masih bisa disuruh orang tuanya. Kadang yang remaja ini yang lepas. Makanya dengan volunteer dari kalangan sebaya, diharapkan bisa mengurangi rasa takut dan mau melakukan ORI difteri," tuturnya.
Berita Terkait
-
WHO: Wabah Campak Mengancam Dunia karena Masyarakat Ogah Imunisasi
-
Cegah Polio di Yaman, WHO dan UNICEF Lakukan Vaksinasi Massal
-
Merpati Airlines Masih Punya Aset Meski Mati Suri, Ini Daftarnya
-
Nigeria Jadikan Indomie Strategi Ajak Warga Imuniasi Polio
-
Geger Laskar Pemburu Perempuan Hamil di Banyuwangi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas