Suara.com - Pendiri Microsoft, Bill Gates mendanai beberapa perusahaan dalam pembuatan vaksin potensial untuk virus corona. Ia menghabisakan miliaran dolar untuk mendanai tujuh pengembangan vaksin potensial.
Menlansir dari Business Insider, Bill Gates mengatakan bahwa organisasi filantropisnya, The Gates Foundation memang sedang mendanai pengembangan vaksin. Hal tersebut dinyatakan oleh Bill Gates pada The Daily Talkshow.
Pada acara yang ditayangan Kamis (2/4/2020) itu Gates mengatakan bahwa The Gates Foundation bisa memobilisasi pembuatan vaksin lebih cepat dari pemerintah.
"Karena yayasan kami memiliki keahlian mendalam dalam penyakit menular, kami memikirkan epidemi, kami mendanai beberapa hal untuk lebih siap, seperti upaya pengembangan vaksin," kata Gates seperti yang dikutip dari Business Inseder.
"Uang awal kita bisa mempercepat banyak hal," tambahnya.
Gates mengatakan dia memilih tujuh kandidat vaksin teratas dan membangun kapasitas produksi untuk para kandidat tersebut.
“Meskipun akhirnya kita akan mengambil paling banyak dua dari vaksin yang diuji, kita akan mendanai tujuh perusahaan, hanya agar kita tidak membuang waktu dengan mengatakan, 'OK, vaksin mana yang bekerja?' Dan kemudian baru membangun pengembang penelitian,” katanya.
Bill Gates menyatakan, bahwa secara simultan menguji dan membangun kapasitas produksi sangat penting untuk pengembangan cepat suatu vaksin. Menuturnya, waktu sangat penting dalam mengatasi pandemi, apalagi pembuatan vaksin bisa memakan waktu hingga 18 bulan.
Dalam artikel Washington Post, Gates mengatakan beberapa kandidat vaksin membutuhkan peralatan khusus.
Baca Juga: Update WNI di Luar Negeri Positif Corona Capai 302 Orang
"Ini akan membutuhkan miliaran dolar untuk pembuatan konstruksi," kata Gates dalam Washington Post.
"Tapi beberapa miliar yang dikeluarkan lebih baik daripada situasi yang kita hadapi saat ini. Situasi ini (pandemi) akan menyebabkan triliunan dolar hilang secara ekonomi, itu sangat disayangkan," tambahnya.
Gates dan istrinya, Melinda Gates telah berjanji akan menyumbangkan USD 100 juta (Rp 1,65 Triliun) untuk mengirim alat tes di daerah Washington.
Selain itu, Gates juga mendesak pemerintah untuk menegakkan tindakan karantina yang lebih ketat di setiap negara bagian. Ia memperkirakan bahwa AS akan memerlukan 10 minggu lagi lockdown nasional secara efektif untuk menangani krisis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat