Suara.com - Pandemi Covid-19 telah mengguncang setiap aspek perawatan kesehatan, termasuk kanker, transplantasi organ, dan bahkan operasi otak.
Awalnya, ketika epidemi terjadi, banyak rumah sakit mengambil langkah untuk menghentikan operasi elektif atau non-emergency.
Tetapi, seiring waktu beberapa kondisi jatuh ke zona abu-abu risiko medis. Walau mungkin bukan kondisi darurat, banyak dari penyakit non-emergensi menjadi ancaman jiwa, atau jika tidak segera diobati, dapat membuat pasien hidup dengan cacat permanen.
Keterlambatan pengobatan sangat menganggu bagi penderita kanker. Para dokter mengatakan bahwa mereka hanya berusaha menyediakan perawatan kanker yang paling mendesak, tidak hanya untuk menghemat sumber daya tetapi juga melindungi pasien kanker, yang memiliki peluang tinggi untuk sakit parah saat terinfeksi virus corona baru.
Survei terbaru oleh Jaringan Aksi Kanker American Cancer Society, dilansir New York Times, menunjukkan hampir satu dari empat pasien kanker mengalami keterlambatan dalam perawatan, termasuk akses janji temu dokter, pencitraan atau scan, operasi dan layanan lainnya.
Pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang jasa membantu pasien kanker menemukan uji klinis TrialJectory, Tzvia Bader, mengatakan pasien yang ketakutan telah menelepon mereka untuk meminta nasihat tentang penundaan perawatan penyakit mereka.
Salah satu kasusnya, seorang wanita yang telah menjalani operasi melanoma dan akan memulai imunoterapi, diberi kabar bahwa perawatannya akan ditunda untuk jangka waktu tidak diketahui.
"Dia berkata, 'apa yang akan terjadi padaku?'. Ini tidak meningkatkan peluangnya (untuk bertahan)," kata Bader.
"Kematian kanker telah menurun selama beberapa tahun terakhir, dan saya sangat takut kita akan mundur," sambungnya.
Baca Juga: Minum Aspirin Turunkan Risiko Kanker, Tapi Ada Efek Jangka Panjangnya
Banyak rumah sakit telah menunda operasi untuk tumor payudara, keputusan yang meresahkan bagi wanita yang ingin menghilangkan kanker.
Tetapi ahli kanker mengatakan bahwa untuk sebagian besar kasus kanker payudara, tidak seperti keganasan yang lebih agresif, tidak ada salahnya menunggu operasi karena regimen dapat diubah.
"Kita dapat memberikan obat dengan aman terlebih dahulu dan memulai operasi nanti, Krisis saat ini akan terkendali dan mereka bisa kembali lagi nanti," kata Dr. Larry Norton, direktur medis dari Evelyn H. Lauder Breast Center di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York.
Tetapi pasien perlu keyakinan bahwa tidak apa-apa untuk mengubah rencana.
"Pasien yang membutuhkan radiasi mendesak (seperti untuk otak atau tulang belakang metastasis dari kanker payudara) akan dapat menjalani radioterapi. Ahli onkologi radiasi juga mencoba menggunakan regimen yang lebih pendek bila mungkin untuk meminimalkan jumlah proses yang harus dilakukan pasien untuk radiasi," tutur Dr. Sylvia Adams, direktur pusat kanker payudara di NYU Langone's Perlmutter Cancer Center.
Sayangnya, perubahan sistem ini juga memengaruhi pasien yang membutuhkan transplantasi organ, hingga operasi otak.
Berita Terkait
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Nirina Zubir Bangga Mahkotanya Kini Jadi Wig untuk Pejuang Kanker
-
Ayah Spill Foto Terbaru Vidi Aldiano: Semua Kan Berujung Terang
-
Bukan Direncanakan, Ide Mulia Nirina Zubir Donasi Rambut Berawal dari 'Bisikan' Teman
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!