Suara.com - Seorang ahli genetika di University of Basel di Swiss, Emma Hodcroft, menghabiskan banyak waktu mencari 'kesalahan ketik', tetapi tidak dalam arti tata bahasa. Ia mencari kesalahan kecil virus corona.
"Kesalahan ketik ini membantu kami melacak virus dan membangun silsilah keluarga dari semua sampel berbeda yang telah kami kumpulkan," kata Hodcroft, dikutip Business Insider.
Ia membedakan sampel virus corona berdasarkan mutasi kecil yang dimasukkan ke dalam kode genetik virus ketika virus bereplikasi dan menyebar.
Mutasi-mutasi ini memecah virus menjadi strain-strain yang dapat dilacak secara terpisah - kata yang digunakan oleh para ahli genetika untuk membedakan sampel yang tidak identik - yang penyebarannya dapat dipetakan dari waktu ke waktu.
Menurut Hodcroft, mutasi virus corona tidak berbahaya dalam hal risiko terhadap manusia, setidaknya sejauh ini.
Tapi mutasi virus corona ini dapat membantu ahli genetika melacak sejarah virus untuk mencari tahu bagaimana virus menyebar. Mempelajari mutasi virus juga menginformasi pengembangan vaksin di masa depan.
Mutasi virus corona lambat dan tidak berbahaya
Gagasan banyak jenis virus corona menyebar telah menyebabkan beberapa kekhawatiran tentang potensi virus berubah menjadi ancaman yang lebih berbahaya dan ganas.
Pada studi non-peer-review yang terbit pada Minggu menunjukkan ada 30 jenis virus corona bermutasi. Tetapi, hal itu tidak memprihatikan, menurut Hodcroft, karena perbedaan halus antara strain tidak cenderung memengaruhi seberapa menular versi virus tertentu atau bagaimana penyebarannya.
Baca Juga: Benarkah Berpuasa Rentan Terpapar Virus Corona? Ini Kata Pakar Gizi UGM
Semua virus, termasuk virus corona, bermutasi dari waktu ke waktu karena ketika mereka bereplikasi, kesalahan kecil dimasukkan ke dalam kode genetik mereka.
Kebanyakan mutasi virus tidak berbahaya. Tetapi beberapa dapat memengaruhi tingkat keparahan wabah.
Ditambah lagi, Hodcroft dan rekan-rekannya sejauh ini telah menemukan bahwa genom virus - yang terdiri dari lebih dari 29.000 molekul pelengkap - bermutasi perlahan, setidaknya dibandingkan dengan flu. Jadi orang tidak perlu khawatir tentang hal itu bermutasi di luar kendali, katanya.
Fakta bahwa virus itu hampir identik adalah berita baik untuk pengembangan vaksin.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia