Suara.com - Banyak orang telah mengkhawatirkan ancaman gelombang kedua virus corona Covid-19 yang lebih parah. Kini, para ahli pun mengklaim bahwa gelombang kedua virus corona Covid-19 tidak akan terjadi di Inggris dan tak akan memicu peningkatan kasus.
Angka dari Kantor Statistik Nasional minggu ini mengungkapkan bahwa kemungkinan penularan virus corona Covid-19 di Inggris sekitar 44 dalam 1 juta per hari. Para ilmuwna pun memprediksi Inggris bisa menjadi salah satu negara yang kemali normal.
Profesor Carl Heneghan, direktur Pusat Pengobatan Berbasis Bukti mengatakan sebagian besar aspek kehidupan normal sudah tergolong aman untuk dijalani dengan cara hati-hati.
"Saat ini tidak ada gelombang kedua virus corona. Kami justru melihat adanya peningkatan tajam dalam jumlah orang sehat yang membawa virus tapi tidak menunjukkan gejala," jelas Carl dikutip dari The Sun.
Bahkan sebagian besar dari mereka yang membawa virus tanpa gejala dalam kondisi sehat pun masih muda. Kondisinya yang terinfeksi virus corona terdiagnosis setelah pengujian komprehensif nasional.
Prof Carl pun mengatakan pemerintah sekarang perlu mengirimkan pesan yang jelas bahwa risiko penularan virus corona rendah. Ia lantas menyoroti bahwa Inggris dan Italia memiliki jumlah kasus yang meningkat. Tapi, jumlah kematiannya stabil dan sangat rendah.
Profesor Oxford mengatakan bahwa kondisi ini terjadi karena semua orang menjadi lebih siap untuk menghadapi virus corona. Di samping itu, para ahli masih terus mempelajari virus corona ini lebih lanjut.
Prof Carl mengatakan bahwa tindakan ketat seperti penguncian mestinya tak diperlukan lagi sekarang. Selama ini orang yang lebih muda dianggap bebas dari infeksi virus corona. Pada akhirnya, kasusnya pun meningkat dan menyebar.
"Buktinya semakin jelas bahwa kaum muda tidak memberikan perlindungan pada anggota masyarakat yang lebih tua dengan tidak hadir di sekolah, universitas dan pekerjaan," jelasnya.
Baca Juga: Daus Separo Kenang Idan Separo: Nggak Pernah Marah dan Mengeluh
Tapi, virus corona menyebabkan kerusakan jangka panjang yang mengerikan dengan cara lain dan mempertahankan isolasi sosial mereka. Meski demikian, perdana menteri Inggris tetap memeringatkan bahwa akan ada lebih banyak virus corona Covid-19 yang datang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah