Suara.com - Artis Ashanty sempat mengungkapkan bahwa dirinya positif terinfeksi Covid-19. Dalam sebuah video di akun YouTube-nya, Anang Hermansyah mengatakan bahwa sang istri kondisinya sempat turun drastis dan kritis.
"Bunda ini memang paling rumit adalah autoimunnya. Karena bahaya kalau autoimun terpapar Covid-19 menjadi kompleks," ungkapnya.
"Pulang dari rumah sakit bunda drop. Sampe dia bilang 'aku nggak kuat nih, aku sesek banget'. Wah itu di rumah panik semua. Hari itu juga langsung dilarikan ke rumah sakit," kata Anang.
Karena Ashanty sempat berada di kondisi kritis, keluarga Anang bahkan sampai khawatir. Meski paru-paru tak terganggu, tapi D-dimer Ashanty sangat tinggi.
"Memang bunda naik turun lah. Imunnya naik turun, ketahanan tubuhnya naik turun. Jadi kemaren itu memang sempet ada masa kritisnya. Bunda itu sangat membingungkan kita semua karena memang D-dimer-nya tinggi. Ini bisa memicu bisa tidak tertangani kalo ini sampe tidak segera dibereskan dulu masalah pengentalan darahnya," lanjut ayah Aurel dan Azriel Hermansyah itu.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan D-Dimer?
Dilansir dari News Medical Net, D-dimer adalah produk degradasi fibrin yang sering digunakan untuk mengukur dan menilai pembentukan gumpalan. Di tengah pandemi Covid-19, peningkatan kadar D-dimer telah dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit dan tren kematian.
Sementara seperti dilansir dari Web MD, tes D-dimer adalah tes darah yang dapat digunakan untuk membantu menyingkirkan adanya bekuan darah yang serius.
Beberapa tes membantu mengetahui dengan pasti bahwa penyakit atau kondisi tertentu menyebabkan gejala Anda. Tes lain lebih berguna untuk menyingkirkan kondisi tertentu sebagai penyebabnya. Tes D-dimer dapat digunakan dengan dua cara, berdasarkan apa yang dicari dokter Anda.
Baca Juga: Peneliti Temukan Jawaban Mengapa Covid-19 Lebih Menular daripada SARS
Untuk mengesampingkan DVT dan kondisi lainnya: Tes D-dimer paling berguna ketika dokter Anda mengira ada hal lain yang menyebabkan gejala Anda dan ingin segera menyingkirkan penyebab ini:
- DVT, yang mungkin menyebabkan pembengkakan, nyeri, atau kemerahan di kaki Anda
- Emboli paru, atau PE, gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru Anda yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, detak jantung cepat, nyeri di dada, dan batuk
Lab yang berbeda dapat melakukan pengujian secara berbeda, jadi perlu diingat bahwa apa yang normal dapat berbeda. Dokter Anda dapat membantu Anda memahami dengan lebih jelas apa arti hasil Anda.
Jika hasilnya "negatif", kemungkinan besar Anda tidak memiliki masalah dengan pembekuan darah, seperti DVT.
Jika hasil Anda "tinggi", itu berarti Anda perlu lebih banyak pengujian untuk melihat apakah Anda memiliki bekuan darah.
Seperti diketahui, pembekuan darah yang bisa mengganggu aliran darah bisa menyebabkan gejala ringan hingga mengancam jiwa pada pasien virus corona.
Sederhananya, jika gumpalan darah menghalangi aliran darah yang mengalir melalui arteri atau vena, kondisi itu menyebabkan kerusakan jaringan dan kekurangan oksigen. Pada akhirnya, kondisi itu bisa membuat sel-sel di jaringan itu mati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut