Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melihat adanya peningkatan kasus virus corona Covid-19 di seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan varian Omicron dan subvarian Omicron.
Subavrian Omicron BA2 atau Stealth Omicron merupakan turunan dari varian Omicron. WHO mengatakan bahwa subvarian Omicron ini juga mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan infeksi ringan, sama seperti induknya.
Penelitian awal mengungkapkan bahwa subvarian Omicron ini bisa menghindari kekebalan yang diinduksi oleh vaksin Covid-19, sehingga menyebabkan infeksi terobosan.
Tapi, satu faktor yang membedakan subvarian Omicron dengan varian Omicron aslinya adalah kemampuannya untuk lolos dari deteksi.
Menurut para ahli di Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), subvarian Omicron BA2 tidak memiliki mutasi kunci pada protein lonjakan, yang merupakan bagian integral dari proses pendeteksian.
Sedangkan, varian Omicron mengandung penghapusan genetik pada gen "S" yang membuatnya lebih dapat dideteksi. Tetapi, subvarian Omicron ini tidak memiliki gen tersebut sehingga sulit dideteksi.
Selain itu, sebuah penelitian di Denmark juga menemukan bahwa subvarian Omicron BA2 secara substansial lebih dapat ditularkan daripada varian Omicron aslinya.
Baru-baru ini, WHO mengatakan bahwa subvarian yang sangat menular dapat mendorong lonjakan kasus virus corona saat ini secara global.
Sebelumnya, pilek, sakit tenggorokan, tenggorokan gatal, kelelahan, nyeri tubuh, demam ringan dan batuk adalah gejala virus corona Covid-19 dan varian Omicron.
Baca Juga: Waspada! Gejala Omicron Ini Sering Diabaikan
Tapi, muncuknya subvarian Omicron membuat banyak orang bingung dan bertanya-tanya mereka rentan terhadap infeksi ulang atau tidak.
Menurut penelitian terbaru oleh Statens Serum Institut Denmark, jika Anda pernah terinfeksi varian Omicron sebelumnya, Anda tidak akan terkena subvarian Omicron BA2 untuk kedua kalinya.
Studi ini menemukan bahwa lebih dari 1,8 juta kasus virus corona Covid-19 yang tercatat antara 21 November 2021 hingga 11 Februari 2022, hanya 1.739 pasien yang dinyatakan positif dua kali antara 20 dan 60 hari.
Dari 1.739 pasien yang terinfeksi ulang, 47 orang terinfeksi subvarian Omicron meskipun sudah pernah terinfeksi varian Omicron sebelumnya.
Para ahli dan ahli epidemiologi mengatakan bahwa infeksi ulang sangat tidak muncul terjadi, tetapi juga tidak menutup kemunginan.
Dr Allison Arwady, Chicago Department of Public Health Commissioner, mengatakan bahwa orang yang pernah terinfeksi varian Omicron tidak akan tertular dua kali, setidaknya tidak dalam 3 bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia