Suara.com - Penelitian AstraZeneca terkait obat antibodi untuk mencegah keparahan COVID-19 memberikan hasil yang baik. Dalam waktu dekat, kombinasi antibodi ini disetujui penggunaannya di Uni Eropa.
Antibodi AZD7442 yang diproduksi oleh AstraZeneca, telah direkomendasikan untuk disetujui penggunaannya di Uni Eropa (UE) untuk profilaksis pra-paparan (pencegahan) COVID-19 pada populasi luas orang dewasa dan remaja berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg.
Persetujuan dari European Medicines Agency berdasarkan kepada program uji klinik AZD7442, termasuk hasil dari uji klinik fase III profilaksis pra-paparan PROVENT, yang menunjukkan penurunan 77 persen dalam risiko berkembangnya COVID-19 yang bergejala dibandingkan dengan plasebo pada analisis primer dan pengurangan 83 persen pada analisis median enam bulan, dengan perlindungan dari virus berlanjut selama setidaknya enam bulan.
Christoph D. Spinner, MD, Consulting Physician Infectious Diseases dan Pandemic Officer di University Hospital Rechts der Isar dan profesor pengajar di Technical University of Munich, Munich, Jerman, mengatakan penggunaan AZD7442 untuk populasi luas memungkinkan otoritas kesehatan di Uni Eropa (UE) untuk mengidentifikasi populasi yang paling berisiko dan membutuhkan perlindungan tambahan.
"Peningkatan kasus COVID-19, didorong oleh tingginya- subvarian BA.2 yang sangat mudah menular, dan relaksasi aturan kesehatan masyarakat selama pandemi menjadikannya penting untuk melindungi populasi yang rentan, seperti yang mengalami gangguan sistem kekebalan dari infeksi SARS-CoV-2," terangnya dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Sementara itu, Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D, AstraZeneca, mengatakan akan terus bekerjasama dengan pemerintah di seluruh Eropa untuk membuat AZD7442 tersedia secepat mungkin.
"AZD7442 memiliki potensi untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap COVID-19 untuk populasi luas, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki kekebalan yang memadai terhadap vaksinasi COVID-19, serta mereka yang berisiko lebih tinggi untuk terpapar COVID-19," terangnya.
Dosis AZD7442 yang direkomendasikan di Eropa adalah 150mg tixagevimab dan 150mg cilgavimab, diberikan sebagai dua suntikan intramuskular (IM) terpisah secara berurutan.
Terdapat semakin banyak bukti dari beberapa studi in vitro dan in vivo (model hewan) independen yang mendukung potensi AZD7442 untuk melindungi terhadap subvarian BA.1, BA.1.1 dan BA.2 Omicron SARS-CoV-2 yang beredar di dunia.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Ungkap Peluang Terbaik dan Terburuk dari Perkembangan Virus Corona
Data baru dari Washington University School of Medicine menunjukkan bahwa AZD7442 mempertahankan aktivitas penetral yang kuat terhadap subvarian BA.2 yang muncul dan sangat menular, juga merupakan jenis yang dominan di banyak negara Eropa dan saat ini menyumbang hampir 60 persen dari infeksi COVID-19 di Eropa.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa AZD7442 mengurangi beban virus dan membatasi peradangan di paru-paru (in vivo) untuk semua subvarian Omicron.
AZD7442 telah diizinkan untuk penggunaan darurat untuk profilaksis pra-paparan COVID-19 di AS dan juga telah diberikan otorisasi penggunaan bersyarat oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris untuk profilaksis pra-paparan COVID-19. Selain itu, ada sejumlah negara di seluruh Eropa yang memiliki perjanjian untuk penyediaan AZD7442.
Mereka yang mungkin tidak memiliki kekebalan yang memadai terhadap vaksinasi COVID-19 dapat memperoleh manfaat secara khusus dari profilaksis pra-paparan dengan adanya AZD7442. Populasi ini mencakup sekitar tiga juta orang di UE yang mengalami gangguan kekebalan seperti orang yang menderita kanker, pasien transplantasi atau siapa pun yang mengkonsumsi obat imunosupresan. Mereka yang berisiko tinggi terpapar virus SARS-CoV-2 juga dapat memperoleh manfaat dari perlindungan melalui AZD7442.
AZD7442 adalah satu-satunya kombinasi long-acting antibody dengan data fase III positif dalam pencegahan dan pengobatan COVID-19. AstraZeneca sedang mempertimbangkan kemungkinan pengajuan otorisasi penggunaan darurat atau persetujuan penuh AZD7442 di seluruh dunia baik dalam profilaksis dan pengobatan COVID-19.
Berita Terkait
-
IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia
-
Uni Eropa Gagal Sepakati Target Iklim 2035, Hanya Bawa Pernyataan Niat ke PBB
-
Rencana Kontroversial Eropa: 'Beli Kuota Dosa' untuk Penuhi Target Iklim? Masa Depan Bumi Terancam!
-
BYD Ekspor Mobil Listrik dari Thailand, Hindari Tarif Tinggi Uni Eropa
-
Menko Airlangga Blak-blakan WTO Dukung RI dalam Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah