Suara.com - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektik, terbukti memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok. Oleh sebab itu, produk ini dapat digunakan bagi perokok dewasa sebagai pilihan untuk beralih dari kebiasaannya.
Dokter Spesialis Paru, dr. Yahya Sp.P, mengungkapkan produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol. Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok.
Menurut dr. Yahya, rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok.
“Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens, dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” kata dia, Sabtu (15/4/2023).
Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel, sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.
Lebih lanjut, dr. Yahya menjelaskan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok.
Pandangan tersebut diperkuat penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris. Berdasarkan laman resminya, nikotin bukan pemicu utama berbagai penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok seperti kanker. Pemicu utama dari penyakit berbahaya itu adalah TAR, senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.
Mengacu National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. Dari sekitar 7 ribu bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR.
Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Shoim Hidayat, menambahkan nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR. Padahal, faktanya TAR yang merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan aktivitas merokok.
Baca Juga: Harga Rokok Makin Mahal Buat Konsumen Pindah ke Rokok Elektrik, Bagaimana Risikonya?
“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR. Jika sulit, perokok dewasa dapat beralih ke produk tembakau alternatif. Produk ini menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.
“Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi, kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil,” kata dia.
Berita Terkait
-
Rekomendasi Merek Liquid Vape Terbaik
-
Jumlah Perokok Global Alami Penurunan yang Lambat
-
Sudah Banyak Pengguna, Kajian Rokok Elektrik di Dalam Negeri Harus Lebih Serius
-
Vape Cs Diklaim Miliki Potensi Bahaya Lebih Rendah dari Rokok Batangan, Benarkah?
-
Intip Prospek Bisnis Rokok Elektrik di Tengah Kenaikan Cukai
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia