Suara.com - Studi terbaru dari Karolinska Institute, Swedia, mengungkap bahwa obat kardiovaskular yang digunakan dalam jangka panjang dapat membantu menurunkan risiko demensia.
Penelitian ini menyoroti manfaat penggunaan obat selama lebih dari lima tahun terhadap pencegahan gangguan kognitif.
“Studi sebelumnya berfokus pada obat-obatan individual dan kelompok pasien tertentu, tetapi dalam penelitian ini, kami mengambil pendekatan yang lebih luas,” ungkap Alexandra Wennberg, penulis utama studi itu dilaporkan Medical Daily, dikutip dari Antara, Kamis (21/11/2024).
Penelitian ini melibatkan analisis data dari sekitar 88.000 individu berusia di atas 70 tahun yang didiagnosis menderita demensia antara 2011 dan 2016, serta 880.000 peserta kontrol. Data penggunaan obat kardiovaskular oleh peserta diperoleh dari Swedish Prescribed Drug Register.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi, penurun kolesterol, diuretik, dan pengencer darah dalam jangka panjang dikaitkan dengan penurunan risiko demensia antara 4 hingga 25 persen.
Bahkan, kombinasi dari obat-obatan ini terbukti memberikan efek perlindungan yang lebih signifikan dibandingkan jika digunakan secara terpisah.
Namun, peneliti mencatat adanya peningkatan risiko demensia pada penggunaan obat antiplatelet untuk pencegahan stroke. Hal ini diduga disebabkan oleh meningkatnya risiko perdarahan mikro di otak yang berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif.
"Temuan ini memberikan gambaran penting untuk mengeksplorasi pengembangan pengobatan baru bagi demensia, meskipun diperlukan penelitian lanjutan,” kata Wennberg.
Peneliti juga menekankan perlunya mempertimbangkan potensi efek jangka panjang saat meresepkan obat antiplatelet, terutama mengingat penggunaannya yang luas. Hal ini penting untuk memahami dampak negatifnya terhadap hasil kognitif pasien.
"Saat ini kami tidak memiliki obat untuk demensia, sehingga langkah pencegahan sangat penting," katanya.
Studi ini menjadi pijakan baru dalam memahami hubungan antara obat kardiovaskular dan pencegahan gangguan kognitif, sekaligus membuka peluang baru untuk pengobatan di masa depan.
Berita Terkait
-
Kondisi Kesehatan Bruce Willis Makin Memprihatinkan: Sulit Bicara dan Berjalan
-
47 Persen Orang Dewasa Terancam, Rahasia Gusi dan Hubungannya dengan Jantung: Diabetes dan Alzheimer
-
Lupa Naruh Kunci? Awas! Dokter Sebut Ini Gejala Awal Demensia, Cegah dengan 5 Pola Hidup Ini
-
Waspada! Tiga Minuman Ini Berisiko Tingkatkan Demensia
-
40 Persen Kasus Demensia Bisa Dicegah, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis