Suara.com - Dua elite Partai Golongan Karya, Idrus Marham dan Setya Novanto, memberikan keterangan yang berbeda dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saat bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap pengurusan sengketa pemilihan kepada daerah, dengan terdakwa bekas ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Idrus yang juga sekretaris jenderal Golkar dan Setya, bendahara umum Golkar, sepakat mengatakan bahwa tidak ada pemintaan uang dari Akil, ketika mengurus sengketa pemilihan gubernur Jawa Timur tahun 2013.
"Pada saat menunggu rapat pimpinan Golkar dan pada saat makan siang, Zainudin Amali datang. Begitu datang saya bilang ke Pak Amali, 'Ketua, selamat Anda sudah menang di Jawa Timur'. Lalu Pak Amali bilang, 'Iya sudah menang tapi saya mendapat sms dari Pak Hakim, Jatim lagi gawat'," cerita Idrus saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta.
Tetapi, saat itu Idrus tidak menanggapi informasi dari Zainudin, yang ditugaskan sebagai kepala badan pemilu Jawa III Golkar, itu.
"Kemenangan itu lebih dari satu juta suara, jadi sudah mutlak menang. Tidak usah ditanggapi sms itu," tutur Idrus yang diamini oleh Setya.
Pada saat ditanya oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal permintaan uang oleh Akil, Idrus dan Setya kompak menjawab tidak permintaan uang dari Akil, yang juga pernah duduk sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar periode 2004-2009.
Aduan Amali itu tidak dibahas secara resmi dalam partai, lanjut Idrus.
Tetapi, menurut jaksa KPK, jawaban kedua politikus Golkar itu berbeda dari BAP. Dalam BAP keduanya dikatakan bahwa ada permintaan uang dari Akil untuk mengurus sengketa pilkada Jatim. Permintaan dari Akil itu disampaikan Zainudin dalam sebuah pertemuan di ruang Ketua Fraksi Partai Golkar di Gedung DPR.
Sidang yang membahas pilkada Jatim sendiri dijadwalkan untuk digelar siang tadi, tetapi molor menjadi pukul 17.30. Sidang itu rencananya menghadirkan sembilan saksi yakni Tubagus Chaeri Wardana, Ratu Atut Chosiyah, Idrus Marham, Setya Novanto, Kurrotul Aini, Asep Bardan, Mochammad Armansyah, Agah Mochamad Noor, dan Hambali.
Berita Terkait
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
KPK Klarifikasi, Tidak Ada Penggeledahan Mobil Plt Gubernur dan Sekda Riau
-
Bergerak ke Sulsel dan Kaltim, KPK Sudah Periksa 350 Biro Travel dalam Kasus Haji
-
Panggilan untuk PNS Terbaik! KPK Buka 6 Jabatan Direktur dan Kepala Biro, Cek Posisinya
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi