Suara.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengkhawatirkan terjadinya mobilisasi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menggunakan hak pilih di Kabupaten Nunukan, Kalimantan pada pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Hal ini terkait perbedaan waktu penyelenggaraan pemungutan suara di dalam dan luar negeri.
"Memang kami perlu melakukan langkah-langkah antisipasi terjadinya mobilisasi TKI dari (Negeri Sabah) Malaysia untuk datang memilih lagi di Kabupaten Nunukan karena perbedaan waktu penyelenggaraan di luar negeri lebih dipercepat," ujar Komisioner Bawaslu Nasrullah kepada wartawan di Nunukan, Sabtu (28/6/2014).
Dia menjelaskan, pelaksanaan pilpres di luar negeri pada 4-6 Juli 2014, sementara di dalam negeri pada 9 Juli 2014, sehingga peluang terjadinya mobilisasi TKI untuk menggunakan hak pilihnya di Nunukan sangat besar. Potensi lainnya, jika lokasi pemungutan suara dengan metode dropbox berada di dekat kawasan perbatasan kedua negara sehingga TKI bisa kembali menggunakan hak pilihnya.
Bawaslu berharap lokasi pemungutan dengan dropbox dapat dijauhkan dari tapal batas negara. Tujuannya agar peluang TKI menggunakan hak pilihnya dua kali dapat diperkecil, baik dari Indonesia mesuk ke wilayah Malaysia dan sebaliknya.
"Bawaslu harapkan lokasi pemungutan dropbox dapat ditempatkan pada lokasi yang sangat jauh dari tapal batas negara namun harus strategis yang minim dari aspek risikonya," kata dia.
Potensi penyalahgunaan pemilih lainnya adalah terjadinya peningkatan jumlah pemilih dibandingkan pada pemilu legislatif, khususnya di luar negeri meskipun belum ada jaminan.
Nasrullah menyadari ada hal-hal yang menyulitkan dalam memantau mobilisasi TKI. Hal ini disebabkan keluar masuknya WNI di wilayah perbatasan tersebut setiap hari yang jumlahnya mencapai ribuan orang. (Antara)
Berita Terkait
-
Ketua Litbang Golkar Tak Enak Sebutkan 18 Kader yang Bakal Dipecat
-
Hati-hati Gunakan Isu Sentimen Agama Saat Ramadhan
-
Tamsil Linrung Ingin Tambah Dua Juta Suara untuk Prabowo-Hatta
-
Jokowi: Jangan Ikut-ikutan "Money Politics" atau Menyesal Lima Tahun
-
Ramadhan Tiba, PBNU Ajak Hentikan Saling Fitnah Jelang Pilpres
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan
-
Pengacara Nadiem: Tak Ada Pertanyaan Kerugian Negara di BAP, Penetapan Tersangka Cacat Hukum