Suara.com - Pihak penyidik Rusia pada Selasa (16/9/2014) waktu setempat mengumumkan bahwa mereka telah memberi status tahanan rumah kepada bos grup perusahaan Sistema, Vladimir Yevtushenkov. Dia disebut telah dijadikan tersangka dalam kasus pencucian uang. Sementara itu, tokoh grup pengusaha menilai ada motif politis di balik perkembangan ini.
Sebagaimana ditulis Reuters, sangkaan terhadap Yevtushenkov diberikan terkait akuisisi saham perusahaan minyak Bashneft. Langkah penyidik ini juga mengikuti perintah pengadilan pada awal tahun ini yang melarang Sistema menjual saham-sahamnya di Bashneft, seiring dengan investigasi kasus yang sejauh ini terus dibantah keterlibatannya oleh pihak Sistema.
Komite Investigasi Federal Rusia menyatakan bahwa mereka tengah menelusuri kasus kriminal terkait pencurian saham-saham di perusahaan minyak di Bashkortostan, sebuah wilayah republik di Rusia.
"Para penyidik memiliki alasan yang cukup untuk meyakini bahwa Pimpinan Dewan Direksi Sistema, Vladimir Yevtushenkov, terlibat dalam melegalkan properti yang telah diambil melalui jalan kriminal. Hari ini dia disangkakan terlibat dalam pencucian uang," ungkap Komite tersebut melalui pernyataan di situsnya.
Pihak Sistema sendiri, yang diketahui juga mengontrol operator seluler terbesar Rusia yaitu MTS, sejauh ini menganggap tuduhan-tuduhan itu tanpa dasar. Sementara itu, sejumlah pengamat melontarkan kecurigaan, terutama setelah adanya spekulasi bahwa Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia yang dikontrol pemerintah dan dikelola sekutu Vladimir Putin yakni Igor Sechin, konon berminat membeli Bashneft.
Salah satu pandangan itu muncul dari Alexander Shokhin, pimpinan Federasi Industrialis dan Pengusaha Rusia (RSPP), grup besar yang mengontrol dua pertiga perekonomian Rusia. Dia membandingkan kasus ini dengan kasus eks-raksasa perminyakan, Yukos, yang mantan pemiliknya, Mikhail Khodorkovsky, harus bermasalah hukum dengan Kremlin.
"Tidak diragukan, ini benar-benar mirip 'Yukos 2.0', karena sangkaan yang diberlakukan pada bos perusahaan yang telah membayar US$2,5 miliar untuk aset-aset yang kini malah dituduh mencuri saham dan melakukan pencucian uang," ungkap Shokhin, sebagaimana dikutip kantor berita RIA.
Khodorkovsky yang dulunya pernah jadi orang terkaya di Rusia, diketahui ditangkap oleh aparat bersenjata pada tahun 2003, sebelum akhirnya dinyatakan bersalah dalam kasus pencurian dan permainan pajak pada 2005. Yukos yang sempat bernilai US40 miliar, lantas dipecah-pecah dan dinasionalisasi, dengan sebagian besar asetnya diserahkan ke Rosneft.
Terkait spekulasi itu, pihak Kremlin pun segera melontarkan sanggahan. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menyatakan bahwa pengaitan status tersangka Yevtushenkov dengan motif politik merupakan sebuah hal absurd.
"Itu jelas tidak benar dan absurd, mencoba mengaitkan dan mewarnai kisah ini dengan warna-warna politik tertentu," ujarnya. [Reuters]
Berita Terkait
-
Mengerikan! Pemain Zenit St Petersburg Hampir Diculik Geng Bertopeng di Rusia
-
Ditanya Standar Ganda soal Israel dan Rusia, Presiden FIFA Malah Bahas Konflik ASEAN
-
Juarai All Around Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025, Angelina Melnikova Sempat Ingin Pensiun
-
Anak Buah Vladimir Putin Serang Sepak Bola Eropa: Sarang Korupsi dan Agen Nakal
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya
-
RUU KUHAP Bikin Polisi Makin Perkasa, YLBHI: Omon-omon Reformasi Polri
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi