Suara.com - Keberadaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas II B Pasaman, Padang Tujuh Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) menjadi sorotan. Warga binaan hanya dua orang, dengan pelayanan 28 pegawai.
Informasi yang dihimpun di lapangan, Senin (22/9/2014), pegawai Lapas sebanyak 28 orang hanya melayani dua orang. Padahal lokasi Lapas itu sangat luas mencapai 20 hektare dengan barak delapan buah berkapasitas untuk 100 orang.
Di atas 20 hektare lahan itu bisa dimanfaatkan untuk pembinaan bercocok tanam jagung, buah naga, peternakan, perikanan dan lain sebagainya.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Peduli Insan Nagari Pasbar, Jasmir Sikumbang menegaskan kondisi itu jelas sangat tidak efektif dan terkesan pemborosan.
Karena itu ia berharap agar pemerintah melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) untuk memperhatikan kondisi ini. Di sisi lain Lapas tertutup yang ada selalu mengeluh dengan kelebihan binaan atau over kapasitas.
"Apakah tidak terkesan penghuni dua orang itu terlalu kaya dilayani 28 orang. Apakah warga binaan itu tidak bisa ditambah dari Lapas terdekat yang over kapasitas," ujarnya.
"Apa yang harus dibina oleh 28 orang terhadap dua orang. Informasi yang saya peroleh pegawai malah banyak yang malas-malasan karena tidak ada kerja pembinaan," sebutnya.
"Ini tentunya harus manjadi perhatian. Kalau tidak tentu LP terbuka ini dibuat akan sia-sia saja," katanya.
Untuk diketahui, lapas terbuka berbeda dengan lapas tertutup. Jika selama ini Lapas selalu dibayangkan dengan tempat penyiksaan para tahanan dengan penjagaan yang ketat, di Lapas terbuka ternyata malah seperti kawasan perkampungan yang di kelilingi lahan perkebunan dan pertanian.
Lapas terbuka di Padang Tujuh ini sudah beroperasi sejak 2002 dan berbeda dengan Lapas kebanyakan karena para tahanan dilakukan pembinaan produktif menggunakan lahan seluas 20 hektare.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Nekat Tabrak Maling Bersenpi usai Kepergok Beraksi, Hansip di Cakung Jaktim Ditembak
-
Ketua MPR Ahmad Muzani Prihatin Ledakan di SMAN 72: Desak Polisi Ungkap Motif
-
Kena OTT Bareng Adik, Ini Identitas 7 Orang yang Dicokok KPK Kasus Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko
-
Tokoh NU Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Dosanya Lebih Banyak!
-
Pemerintah Dicap Tutup Mata atas Kediktatoran Soeharto, Rezim Nazi Hitler sampai Diungkit, Kenapa?
-
Banyak Siswa SMAN 72 Korban Bom Rakitan Alami Gangguan Pendengaran, 7 Dioperasi karena Luka Parah
-
OTT di Ponorogo, KPK Tangkap Bupati Sugiri Sancoko, Sekda, hingga Adiknya
-
Istana Buka Suara Soal Pro dan Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tiba di KPK, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Soal OTT Terkait Jual Beli Jabatan
-
Prabowo Siap Beri 1,4 Juta Hektare Hutan ke Masyarakat Adat, Menhut Raja Juli Ungkap Alasannya!