Suara.com - Politisi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu mengapresiasi terbentuknya Kabinet Rakyat, Senin (27/10/2014). Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinet pemerintah periode 2014-2019 di Istana, Minggu (26/10/2014).
Umam memuji kabinet ini sebagai kabinet yang bagus lantaran diisi oleh sebagian orang-orang yang relatif masih muda.
"Saya belum tahu bisa kerja atau tidak, punya kemampuan untuk kerja cepat atau tidak," " kata Umam kepada suara.com, Senin (27/10/2014).
Menurut Umam, kabinet baru juga memiliki kelemahan, yakni kehadiran sejumlah tokoh lama yang memiliki masalah di masa lalu.
"Ya memang ada yang tua-tua bermasalah dalam pengertian secara moral. Semua tahulah siapa-siapanya," kata Umam.
Tapi, kelemahan kabinet tersebut, kata Umam, tertutupi oleh kehadiran menteri-menteri muda.
Umam berharap Kabinet Rakyat mampu bekerja cepat karena banyak persoalan bangsa yang sudah menunggu untuk diselesaikan.
"Yang penting lebih cepat," kata Umam.
Menurut Umam, kabinet baru memiliki banyak tantangan. Salah satu tantangan adalah penggabungan nomenklatur kementerian. Ia menyontohkan era Presiden Abdurrahman Wahid yang membutuhkan setahun untuk perubahan kementerian.
"Butuh waktu satu tahun, tak cukup hanya enam bulan. Misalnya Kementerian PDT dan Transmigrasi, Agraria dan Tata Ruang, tentu di dalamnya ada BPN juga. Kemudian, (Kementerian) Pendidikan Dasar Menengah dipisah dengan Pendidikan Tinggi," katanya.
Tantangan yang lebih luas lagi adalah di bidang ekonomi. Misalnya, mengenai bagaimana mengatasi keterbatasan APBN, kemudian utang negara, dan utang swasta yang juga sangat banyak.
Bila solusinya adalah menaikkan harga BBM, kata Umam, bagaimana kalau kemudian ditolak oleh masyarakat.
"Maka harus ada alternatif cari anggaran, kan tidak bisa dipaksa. DPR pasti kan mendengarkan aspirasi masyarakat," katanya.
Tantangan lainnya lagi adalah hengkangnya perusahaan asing dari Indonesia. Mereka pergi karena banyaknya ongkos siluman atau biaya non formal. Misalnya biaya keamanan untuk banyak pihak, terutama organisasi masyarakat
"Itu membuat banyak perusahaan berpikir ulang untuk investasi di sini (Indonesia)," kata Umam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Detik-detik Kasi Datun Kejari HSU Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK
-
KPK Ungkap Capaian 2025: 11 OTT, 118 Tersangka, Aset Negara Pulih Rp 1,53 Triliun
-
Soal Pilkada Dipilih DPRD, Said Abdullah Wanti-wanti: Jangan Berdasar Selera Politik Sesaat!
-
Bandingkan Kasus Brigadir J, Roy Suryo Cs Minta Uji Labfor Independen Ijazah Jokowi di UI atau BRIN!
-
Diskusi Buku Dibubarkan, Guru Besar UII Sebut Aparat Anti Sains dan Mengancam Demokrasi
-
Catatan Bencana Alam di Indonesia 2025: Dari Erupsi Gunung Hingga Banjir Sumatra
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
-
Bareskrim Ringkus 17 Pengedar Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, Ada 6 Sindikat!
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
Respons Putusan MK, Setyo Budiyanto Tegaskan KPK Masih Perlukan Penyidik dari Polri