Suara.com - Ibu korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh memulai proses hukum terhadap Ukraina di Pengadilan HAM Eropa. Orangtua korban menuduh Kiev gagal menutup wilayah udara negara itu, hingga mengakibatkan jatuhnya MH17, seperti dilansir dari surat kabar Jerman, Bild, Minggu (30/11/2014).
Orangtua korban yang mengajukan tuntutannya di pengadilan yang berbasis di Strasbourg menuntut pemerintah Ukraina sebesar 800.000 Euro (atau 1.000.000 Dolar AS) atas insiden tersebut.
Pesawat Boeing 777 milik Maskapai Malaysia itu ditembak di daerah udara yang dikuasai pemberontak Ukraina timur pada 17 Juli 2014, menewaskan 298 penumpangnya, di mana empat penumpang di antaranya adalah Warga Negara Jerman, menurut catatan maskapai.
Kiev dan Barat telah menuduh separatis menembak jatuh pesawat tersebut dengan rudal permukaan-ke-udara (surface to air) yang diduga dipasok oleh Rusia - namun Moskow membantah tuduhan tersebut.
Dalam kasus ini orangtua korban mengklaim bahwa Ukraina harus menutup wilayah udaranya untuk penerbangan sipil ketika pertempuran berkobar di bagian timur negara itu, Bild melaporkan.
Perempuan itu berpendapat bahwa Ukraina memilih untuk tidak menutup wilayah udaranya karena tidak ingin kehilangan biaya overflight.
Saat itu, sekitar 700 penerbangan melintasi wilayah Ukraina per hari, membawa jutaan euro (dolar) dalam sebulan pendapatan, Bild menambahkan.
Sang ibu saat ini dibela oleh pengacara Jerman Elmar Giemulla, seorang profesor hukum penerbangan.
Giemulla mengumumkan pada bulan September bahwa ia akan mewakili tiga keluarga Jerman korban MH17.
"Dengan menjaga wilayah udara terbuka untuk transit oleh pesawat dari negara lain, sebuah negara harus menjamin keamanan penerbangan. Jika hal tidak itu mungkin dilakukan dalam sementara waktu, maka negara yang bersangkutan wajib menutup wilayah udaranya," kata Giemulla kepada AFP pada kesempatan itu. (AFP/ Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai