Suara.com - Guna menghalau pergerakan kelompok sipil bersenjata yang diduga menjadi pelaku penembakan, penganiayaan serta perampasan senjata Stayer milik dua anggota Brimob BKO Polda Sumatera Selatan (Sumsel) serta satu karyawan PT Freeport, belum lama ini, aparat gabungan yang melaksanakan Operasi Kontijensi atau Penegakan Hukum pun menutup segala akses. Penutupan dilakukan baik terhadap dorongan logistik, maupun akses masuk ke wilayah Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang merupakan areal kerja perusahaan tambang besar Amerika Serikat itu.
"Selain gelar kekuatan, kami juga menutup semua akses mereka. Bahan logistik yang selama ini mereka ambil dari warga untuk kebutuhan mereka pun kami putuskan, sehingga (diharapkan) mempersulit mereka untuk masuk lagi ke sini," ungkap Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Yotce Mende, di Jayapura, Papua, Kamis (8/1/2015).
Untuk diketahui, penutupan aktivitas pendulang liar ini dilakukan pasca-kontak senjata aparat gabungan TNI/Polri dengan anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Ayub Waker, beberapa waktu lalu. Polisi mengestimasi sekitar 50 anggota kelompok sipil bersenjata yang beroperasi di wilayah Utikini, kini menyebar ke wilayah pegunungan sebelah. Selama ini, para anggota kelompok pengacau keamanan di wilayah Tembagapura itu diyakini kerap mengambil logistik dari para pendulang liar yang ada di sekitar Kali Kabur, Utikini. Makanya, aparat pun kini menertibkan sekitar 1.000 orang pendulang liar yang berdatangan dari Kota Timika.
"Karena dari pengakuan sejumlah pendulang liar itu, mereka sering memberikan uang dan logistik kepada anggota KSB yang datang. Jadi kami tertibkan kegiatan para pendulang gelap ini, biar menutup akses mereka (kelompok sipil bersenjata). Kami juga tutup warung yang ada, yang selama ini mereka membeli logistik di situ," tutur Yotce.
Dengan penutupan kegiatan pendulangan secara massal ini, para pendulang pun diharapkan sadar bahwa kondisi Utikini sangat rawan, sehingga mereka akhirnya akan angkat kaki dari areal tersebut. Tak hanya pendulang liar di Utikini, aparat kepolisian juga berencana akan menertibkan para pendulang liar yang eksis di Nabire, Paniai, serta Dogiyai.
"Kami perkirakan ada sekitar 12.000 orang pendulang liar yang masih beroperasi. Tapi pelan-pelan, kita akan bersihkan semuanya," tegas Yotce.
"Ini juga (berdasarkan) salah satu instruksi Bapak Presiden Jokowi. Beliau perintahkan agar areal pertambangan yang ada kegiatan pendulang liar, harus dihentikan. Selain membahayakan diri mereka, kehadiran mereka juga bisa digunakan oleh kelompok berseberangan untuk membantu logistik dan keperluan lainnya, seperti yang terjadi di Utikini selama ini," jelasnya. [Lidya Salmah]
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional