Suara.com - Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan majalah dwibulanan Amerika, Pacific Standard, mengungkap adanya perbedaan pola pikir antara relawan regu tembak dengan anggota tim hukuman suntik mati.
Berdasarkan studi tersebut, para eksekutor lebih memilih menjadi relawan regu tembak ketimbang menjadi relawan hukuman suntik mati. Majalah itu memberi contoh kasus yang terjadi pada tahun 2006. Ketika pejabat di Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat, mengirim surat kepada 298 ahli anestesi, meminta bantuan melakukan hukuman suntik mati, semuanya menolak.
Pasalnya, para praktisi medis, yang memang dilatih untuk menyelamatkan nyawa manusia, cenderung memilih menolak permintaan semacam itu.
Berbeda halnya dalam kasus eksekusi seorang terpidana mati kasus pembunuhan bernama Ronnie Lee Gardner di Negara Bagian Utah tahun 2010. Lima anggota kepolisian yang tergabung dalam regu tembak, seluruhnya mengajukan diri secara sukarela.
Sejak tahun 2004, pemerintah Utah tidak lagi menawarkan opsi tembak mati kepada terpidana mati lantaran dinilai terlalu menarik perhatian media massa. Hingga saat ini, wacana untuk kembali memberlakukan hukuman tembak mati di Utah masih jadi isu yang kontroversial. Gubernur Utah Gary Herbert masih belum memastikan apakah dirinya akan meneken undang-undang tembak mati.
Sementara Paul Ray, politisi Negara Bagian Utah yang getol mendukung rencana tersebut, berpendapat bahwa eksekusi dengan regu tembak lebih cepat dan lebih manusiawi ketimbang dengan suntik mati. Wacana pemberlakukan tembak mati di Utah muncul menyusul kegagalan hukum suntik mati di Oklahoma tahun lalu.
"Dengan suntik mati, sang terpidana baru akan meninggal dalam waktu beberapa menit seiring dengan masuknya obat ke dalam tubuh. Sementara dengan regu tembak, terpidana akan meninggal dalam hitungan tiga hingga lima detik," kata Ray.
Namun, bagi Randy Gardner, saudara Ronnie Lee Gardner, hukuman tembak mati tidaklah manusiawi.
"Ketika anda mengambil seseorang dan mengikatnya di sebuah bangku, menutup kepala mereka dan menembaknya dari jarak 8 meter dengan senapan terarah tepat ke jantungnya, itu adalah sesuatu yang amat barbar," kata Randy. (News.com.au)
Berita Terkait
-
Video Pejabat Korupsi Dijemput Paksa Lalu Dihukum Mati? Fakta Aslinya Justru Bikin Hati Miris
-
Konten Kreator Bongkar Kebodohan Noel: Dari Hukuman Mati Koruptor ke Tes CPNS
-
Wamenaker Noel Ditangkap, Senin Harusnya Jadi Pembicara Talkshow 'Hukuman Mati Koruptor'
-
Wamenaker Noel Ditangkap KPK, Adian PDIP: Bagaimana Kelanjutan Talk Show 'Hukuman Mati Koruptor'?
-
Ditangkap KPK, Wamen Immanuel Pernah Dukung Hukuman Mati bagi Koruptor
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus
-
Gempar Ciracas! Mahasiswi Ditemukan Tewas Mengenaskan di Indekos, Terduga Pelaku Masih Bawah Umur
-
Terungkap! Kopda FH, Oknum TNI Jadi Otak Pembunuhan Sadis Kacab Bank BUMN, Motifnya Segepok Uang