Suara.com - Dicopot dari jabatan sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak menyurutkan semangat Abraham Samad mengampanyaken gerakan antikorupsi. Samad menjadi 'tamu kehormatan' dalam festival Anti Korupsi yang digagas Masyarakat Anti Korupsi (Mars) Sulawesi Selatan di Benteng Rotterdam, Makassar, Sabtu (28/3/2015) malam.
Juga hadir dalam kesempatan itu, Koordinator Nasional Save KPK Dadang Trisasongko, Budayawan yang juga mantan anggota DPR RI Asmin Amin, dari akademisi, Alwi Rahman dan Prof Kasim Mahtar serta ribuan orang pegiat antikorupsi lainnya.
Pada kesempatan itu Abraham Samad didaulat membacakan puisi terkait persoalan korupsi, sementara undangan lainnya membacakan testimoni termasuk pimpinan KPK lainnya Bambang Widjojanto yang berhalangan hadir melalui rekaman.
"Penguasa menggunakan melakukan tindakan hegemoni untuk menguasai peri-kehidupan kemasyarakatan yang ditopang kekuasaan parlemen. Sikap dan perilaku korupsi dinikmati rezim penguasa dan sebagian rakyat," kata Bambang dalam rekaman testimoni.
Dia kembali melanjutkan "Korupsi direkayasa secara sosial. Korupsi seakan penggerak pembangunan. Tidak boleh ada penegakan hukum tanpa proses peradilan yang adil. Harus disingkirkan karena ia tidak boleh hadir," ucapnya.
Sementara Dadang Trisasongko dalam testimoninya mengatakan betapa mengakarnya praktek suap di Indonesia. Apapun produk hukum di Indonesia 30 persen diserahkan ke komponen penegak hukum.
"Kalau anak muda masih memilih yang korup, maka silahkan menjadi korban. Kalau penegak hukumnya korup yang lainnya akan ikutan korup. Saat KPK bekerja serius maka akan ada perlawanan," paparnya.
Apa yang terjadi di KPK, lanjutnya, itu salah satu indikasi bahwa KPK bekerja tepat dan masuk ke jantung KPK.
"AS dan BW adalah sasaran kriminalisasi. Orang boleh saja dipenjara tapi rakyat tidak bisa dipenjara," ujarnya.
Sedangkan Prof Kasim Mahtar dalam testimoninya mengatakan, ada kaitannya gelap dengan masa datang yang gelap, hanya yang bersih sanggup bicara tentang korupsi. Untuk berdiri dan melawan koruptor harus ada keberanian.
"Hanya yang bersih dan berani dapat melawan korupsi. Orang luar biasa pula yang dipercaya memberantas korupsi yang terletak pada kebersihan dan keberanian. Kita bisa bersih tapi kalo diam, korupsi akan menginjak-injak kita," tegasnya.
Ia juga menyebut yang terindikasi dan sedang melakukan korupsi selalu mengalihkan pemberantasan korupsi di luar pemberantasan korupsi. Setiap KPK masuk, KPK dikriminalisasi dan terjadilah hiruk pikuk.
"KPK berhadapan dengan bandit koruptor dengan pistol yang sudah siap di tangan. Tak ada gunanya KPK hadapi koruptor kalau bukan singa tapi hanya kucing," tambahnya.
Pembacaan petisi juga disampaikan melalui Direktur LSM Anti Corupption Committe Abdul Muthalib dengan menyinggung pelemahan lembaga anti rasuah itu.
"Mendukung penuh pemberantasan korupsi dan meminta presiden tidak memberikan remisi bagi para koruptor, revisi KUHAP dan KUHP serta menghentikan kriminalisasi pejabat dan penyidik KPK, dan mendukung pelaksaaan UU Minerba," ujarnya.
Pada puncak kegiatan festival anti korupsi yang dipusatkan di tempat cagar budaya tersebut menghadirkan teater, orasi ilmiah dan budaya, dan musik akustik. Kemudian pementasan Robi Navicula, pekerja seni se Makassar serta komunitas juru parkir dan sejumlah permainan serta simbol penguatan KPK. (Antara)
Berita Terkait
-
Eks Menkumham: Posisi Negara Kalah, Diperalat Oligarki untuk Validasi Perampokan Tanah Rakyat
-
Menkeu Tolak Pembayaran Utang Kereta Cepat Pakai APBN, Prof. Sulfikar: 95 Persen Ini Maunya Prabowo
-
Syahganda dan Abraham Samad 'Kritik' Gibran: Anak Haram Konstitusi hingga Potensi 'Presiden Dadakan'
-
Ikrar Nusa Bhakti: Jokowi Legacy Ini Sangat Berbahaya Bagi Indonesia
-
Tragis! Ojol Tewas di Demo: Masyarakat Desak Penyelidikan Tuntas, Ada Apa dengan Kendaraannya?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?