Suara.com - Pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengaku prihatin dengan peredaran video seks yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.
"Ini menunjukkan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. Dengan alasan kemiskinan dan kesibukan anak menjadi warga kelas dua, padahal penyimpangan perilaku anak ditentukan oleh seberapa besar pengawasan orang tua," kata Kak Seto, Selasa (26/5/2015)
Seto juga berharap masyarakat membantu aparat penegak hukum melacak lokasi pembuatan video tersebut. Dengan demikian, anak-anak yang terekam di video porno tersebut bisa segera direhabilitasi agar kelak tak memiliki perilaku yang menyimpang.
Kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan segera memblokir akses ke link video asusila agar tak dilihat oleh anak-anak lainnya.
Menurut Kak Seto kasus ini juga harus menjadi pelajaran bagi semua orang tua agar lebih memerhatikan anak.
Agar kejadian serupa tidak dialami oleh anak-anak yang lain, Kak Seto menekankan pentingnya pembentukan Satgas Perlindungan Anak di tingkat RT dan RW.
"Inilah pentingnya Satgas Perlindungan Anak, agar semua ikut mengawasi, baik orang tua dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya," kata dia.
Kak Seto juga menganjurkan agar orang tua memfasilitasi kebutuhan anak untuk melakukan kegiatan positif, seperti berolahraga dan menari.
Dalam video berdurasi 4 menit 8 detik terlihat anak lelaki dan perempuan melakukan berbagai gaya layaknya orang dewasa. Mereka diarahkan oleh seseorang yang membawa kamera. Raut wajah ceria tanpa tekanan terlihat dari kedua anak saat berhubungan intim. Terkesan tak ada perasaan malu atau bersalah yang mencuat dari mimik wajah mereka.
Aksi tak senonoh tersebut ditonton oleh beberapa anak lainnya. Lokasinya di dekat tembok bangunan, di dekat kebun pisang. Diduga kejadian itu berlangsung di Jawa Tengah, tapi alamatnya belum ketahuan.
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, juga mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika segera memblokir akses ke link yang menayangkan video asusila.
"Supaya orang yang menonton juga tidak menyebarkannya lagi karena justru bisa saja ditonton oleh anak-anak. Kami bersama kepolisian akan melacak situs ini," kata Arist.
Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak Jawa Tengah yang digagas Komnas PA telah diturunkan untuk melakukan pelacakan lokasi tempat pembuatan video.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?