Suara.com - Pelaku sektor pariwisata alam Nepal tengah mencari tahu kepada ahli internasilnal soal kawasan aman pendakian. Sebab sampai saat ini Pemerintah Nepal belum mengeluarkan pernyataan jika pegunungan Nepal sudah aman atau belum.
Pengusaha periwisata takut jika robekan gempa bisa membahayakan pendakian. Makanya, mereka mencari pernyataan ahli geologi. Sebab sampai saat ini kawasan pegunungan masih terancam longsor dan dataran landai.
Kawasan pendakian yang dinilai masih beresiko di antaranya pendakian Manasalu, Langtang, Rolwaling dan Helambu di Nepal tengah. Begitu juga untuk kawasan Annapurna dan Everest.
"Sebelum kami mengumumkan bahwa daerah yang dilanda gempa aman untuk tujuan wisata, kami bertekad untuk mendapatkan laporan penilaian remi dari ahli geologi internasional," kata Ramesh Dhamala, presiden asosiasi agen trekking dari Nepal seperti dilansir BBC, Rabu (27/5/2015).
Dhamala mengatakan Nepal mengandalkan sektor pariwisata untuk pemasukan kas negara. Sehingga pemerintah juga harus melakukan penelitian terkait keadaan kawasan wisata yang terpapar gempa.
"Tanpa mereka mengatakan tidak ada lagi daerah yang memiliki risiko longsor, kita tidak akan melakukan bisnis ini. Kami juga merekomendasikan kepada pemerintah, secara tertulis, bahwa daerah ini tidak boleh dibuka kembali (untuk trekking dan mountaineering) sebelum tim ahli membuat penilaian publik secara internasional," paparnya.
Namun para operator wisata yakin bisnisnya akan berjalan dalam waktu dekat. Sebab dalam setahun ada 800 ribu wisatawan mengunjungi Pada 2013. Ada 13 persen dari jumlah itu, wisatawan melakukan pendakian gunung.
Sementara wilayah Annapurna menjadi kawasan tujuan trekker tertinggi. Setelah itu yang terbanyak ke Everest. (BBC)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?