Suara.com - Amerika Serikat (AS) tidak menyadap Presiden Prancis Francois Hollande atau pejabat Prancis manapun, demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Washington DC, hari Rabu (24/6/2015).
"Kami tidak menyadap Presiden Hollande, kami tidak akan menyasar teman seperti Presiden Hollande, dan kami tidak akan melakukan pengintaian intelijen kecuali ada semacam tujuan keamanan nasional yang amat spesifik, di mana saya tidak tahu seperti apa bentuknya," kata Kerry dalam sebuah konferensi pers.
Pernyataan Kerry ini merupakan tanggapan AS atas tudingan situs WikiLeaks yang membongkar informasi rahasia soal penyadapan yang dilakukan AS kepada negara sekutunya tersebut.
Pengungkapan ini pertama kali dimuat dalam harian Prancis, Liberation dan situs berita, Mediapart. Di situ disebutkan, NSA memata-matai Jacques Chirac, Nicolas Sarkozy, dan Francois Hollande selama kurun waktu tahun 2006 hingga bulan Mei 2012, saat Hollande mengambil alih kursi presiden dari Sarkozy.
WikiLeaks mengklaim, data tersebut diperoleh lewat penyadapan NSA terhadap komunikasi Hollande (yang menjabat dari tahun 2012 hingga saat ini), Sarkozy (2007-2012), dan Chirac (1995-2007), sejumlah menteri kabinet, serta duta besar Prancis untuk Amerika Serikat. (Reuters)
Berita Terkait
- 
            
              Tito Karnavian Dituding Sadap Anas Urbaningrum di Kongres Demokrat 2010 Demi Muluskan Karier
 - 
            
              Penyadapan Hanya Diatur Dalam Proses Penyelidikan, Bagaimana Nasib OTT KPK?
 - 
            
              Mau WhatsApp Aman dari Penyadapan? Lakukan Ini di Ponsel!
 - 
            
              Penyadapan Tak Diatur dalam RUU KUHAP, Dibahas dalam UU Khusus
 - 
            
              KPK Sadap WA Porno Pejabat, Siapa Saja yang Ketahuan?
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?