Suara.com - Dinas Pendidikan DKI Jakarta sejauh ini telah memanggil 16 orang terkait kasus penyalahgunaan dana Kartu Jakarta Pintar. Mereka yang dipanggil terdiri dari unsur sekolah dan orangtua murid.
"Kita sudah panggil 16 orang. Kami mau tuntaskan dulu modusnya seperti apa. Kita menghadirkan pihak sekolah dan orangtua terlebih dahulu. Kalau pihak sekolah itu, ya kepala sekolahnya," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Kamis (6/8/2015).
Bank DKI sebelumnya menemukan 20 pemegang KJP nakal. Mereka memanfaatkan kemudahan yang diberikan pemerintah untuk membeli emas, handphone, bensin, bahkan karaoke. Mereka menyalahgunakan dana tersebut dengan memanfaatkan tempat-tempat perbelanjaan yang telah memiliki electronic data capture.
Ketika dimintai keterangan, kata Nahdiana, orangtua murid mengakui menyalahgunakan KJP.
"Iya bener itu (dibuat beli bensin, karaoke). Iya memang ada juga yang membeli emas, lalu dijual lagi, tapi dia kena potongan Rp20 ribu. Tapi katanya uangnya untuk beli seragam. Tapi saya belum laporkan ke Pak Gubernur," kata Nahdiana.
Setelah kasus tersebut terungkap, orangtua murid mengaku menyesali perbuatan.
"Umumnya, mereka mengaku salah. Mereka menyesal, bahkan bilang kapok. Kami juga berkoordinasi, untuk evaluasi ini, kami akan mengedukasi lagi sampai ke tingkat peserta. Akan bekerja sama dengan Bank DKI untuk melatih menggunakan kartu ATM KJP," Nahdiana menambahkan.
Terkait pemanggilan kepala sekolah, kata Nahdiana, tujuannya untuk memperjelas permasalahan. Pasalnya, mereka yang memberikan dana KJP kepada siswa yang dinilai kurang mampu.
"Entry data melalui kepala sekolah. PJ (penanggung jawab) kepala sekolah. Yang menandatangani semua kepala sekolah, dia mesti tahu. Juga kami tanya orang tua pernah dikasih tahu nggak oleh sekolah mengenai penggunaannya," dia.
Setelah melakukan pemanggilan, Dinas Pendidikan akan memanggil siswa pemegang KJP yang disalahgunakan.
"Jadi memang perlu waktu agak lama. Artinya, sehari target kita bisa panggil 10 orang. Kalau sudah, kita mau dengan siswanya. Sampai saat ini saya belum bisa jelaskan modusnya. Soalnya belum laporan ke Gubernur," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Siapa Dony Oskaria? Jejak Bankir Andal Pilihan Prabowo yang Kini Jadi Kepala BP BUMN
-
Uji Materi UU PDP di MK, Koalisi Sipil Minta Jurnalisme Tak Dianggap Perbuatan Melawan Hukum
-
Cederai Demokrasi! Guru Besar UI Kecam Keras Penangkapan Aktivis dan Penyitaan Buku Saat Aksi Demo
-
Roy Suryo Cs Bedah Buku Keliling 100 Kota, Sebut Ijazah Jokowi 99,99% Palsu dan Analogi Petruk
-
Diaspora Belanda Heran Lihat Aksi Relawan Jokowi Ancam Demo Pakai BH-CD: Negeri Ini Sedang Sakit
-
Dari KPK ke Istana: Profil Akhmad Wiyagus, Jenderal Integritas Kini Jadi Wamendagri
-
Profil Akhmad Wiyagus: Polisi Peraih Hoegeng Awards Dilantik Jadi Wakil Menteri Dalam Negeri
-
Pramono Tolak Atlet Israel Bertanding di Jakarta: Tak Ada Manfaatnya, Minta Visanya Tak Dikeluarkan
-
Makin Terpojok? Imigrasi Ungkap Nasib Buronan Riza Chalid di Luar Negeri usai Paspor Dicabut!
-
Mahfud MD Tantang Menkeu Purbaya Usut Kasus Dugaan Pencucian Uang Rp189 Triliun dalam Impor Emas