Suara.com - Sebagian anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan melayangkan mosi tidak percaya kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Ini dilakukan apabila laporan dari Menteri Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said soal isi pertemuan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak, dan pimpinan PT. Freeport Indonesia tak ditangapi dengan tegas.
"Bila MKD tidak tegas, maka kawan-kawan akan luncurkan mosi tidak percaya. Kalaupun itu tidak diatur dalam aturan tapi sebagai pribadi-pribadi anggota dewan boleh mengajukan itu," kata Anggota DPR RI dari Fraksi Hanura Inaz Nasrullah usai menghadiri diskusi bertajuk "Freeport Bikin Repot" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11/2015).
Inaz tidak mau sanksi yang akan dijatuhkan MKD kepada Setya Novanto sangat ringan seperti pada kasus pertemuan ketua DPR dengan saudagar tajir yang juga bakal calon presiden terkuat Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela kunjungan kerjanya ke Amerika.
Dalam perkara itu, MKD hanya mengadili Setya Novanto secara tertutup, hanya menjatuhkan sanksi berupa teguran dan peringatan.
"Kalau misalnya kayak kemarin saja sanksinya ringan, peringatan (kita nggak mau). Bukan itu yang kita harapkan. Karena pencatutan nama Presiden (Joko Widodo)," tegas Inaz.
Menurut Inaz, pembicaraan Setya Novanto, pengusaha minyak, dan pimpinan PT. Freeport Indonesia yang berlangsung beberapa bulan lalau tidak hanya membicarakan nasib perpanjangan kontrak PT. Freeport, melainkan ada pembicaraan beli pesawat jet, hingga main golf bersama.
"Kan tidak pantas dalam forum itu bicara seperti itu. Karena yang hadir orang penting seperti Freeport. Karena itu kita minta penyelidikan adanya pelanggaran. Kita ingin kepentingan dewan jauh lebuh baik lagi," jelasnya.
"Bila terbukti (bersalah), KPK atau polisi bisa meneruskan kasus ini. KPK juga bisa. Dalam UU KPK sudah jelas, niat meminta, menjanjikan itu sudah masuk korupsi," ujar Inaz menambahkan.
Berita Terkait
-
Jarang Hadir Rapat, Bambang Soesatyo Dilaporkan ke MKD DPR RI
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Jadi Penyumbang Produksi Terbesar, Kapan Tambang Bawah Tanah Freeport Bisa Operasi Kembali
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kritik Pedas Ray Rangkuti: Di Indonesia, Musibah Sering Jadi Peluang Bisnis Pejabat!
-
Gerindra Dukung Pilkada Balik ke DPRD: Anggaran Rp37 Triliun Lebih Baik Buat Kesejahteraan Rakyat!
-
PDIP Integrasikan Politik Tata Ruang dan Mitigasi Bencana, Terjemahkan Visi Politik Hijau Megawati
-
Demo Buruh Tolak UMP 2026, Pramono Anung: Kami Tetap Berikan Layanan Terbaik
-
Bawa Pesan Kemanusiaan dari Megawati, PDIP Kirim 30 Ambulans dan Tim Medis ke Sumatra
-
Bupati Bireuen Tinjau Jembatan Krueng Tingkeum, Siap Dukung Kelancaran Logistik Aceh-Medan
-
APBD DKI 2026 Menyusut, Ini Sektor yang Akan Jadi Fokus Utama
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, YLKI Minta Audit Independen dan Tanggung Jawab Operator!
-
1.392 Personel Siaga di Silang Monas, Kawal Aksi Buruh Hari Ini!
-
Aturan Royalti Musik Tak Kunjung Jelas, Pelaku Usaha Butuh Kepastian Hukum di Momen Nataru