Suara.com - Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP), Pater Neles Tebay berharap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan akhir tahun ke tanah Papua, dapat memberikan sinyal dialog sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik vertikal di Papua.
"Sinyal ini bisa dalam bentuk penyampaian komitmen pemerintah untuk berdialog dengan semua elemen masyarakat Papua, termasuk Organisasi Papua Merdeka (OPM), atau dengan mengumumkan tentang penunjukan seorang pejabat tinggi negara setingkat menteri, untuk mengurus dialog demi penyelesaian masalah Papua," kata Pater, melalui rilis yang diterima Antara di Jayapura, Papua, Senin (28/12/2015).
Sinyal dialog ini, menurut Rektor Sekolah Theologia Fajar Timur (STFT) Jayapura itu, semakin mendesak karena berbagai aksi kekerasan berupa penembakan dan penganiayaan, terus meningkat secara signifikan dalam tahun ini.
"Secara khusus di bulan ini dipenuhi dengan rentetan penembakan dan pembunuhan, baik terhadap anggota TNI dan Polri, maupun terhadap masyarakat sipil terutama orang asli Papua," katanya.
Diketahui, aksi penyerangan dan penembakan terbaru terjadi di Sinak, Kabupaten Puncak, pada Minggu (27/12) malam. Peristiwa ini menewaskan tiga anggota Polri atas nama Briptu Ridho, Bripda Arman dan Brpida Ilham, serta melukai dua anggota lainnya yakni Briptu Suma dan Bripda Rian.
"JDP ikut berduka bersama semua anggota keluarga yang ditinggalkan oleh ketiga anggota, dan mendoakan agar kedua anggota yang terluka dapat cepat pulih kembali," katanya pula.
Peristiwa penembakan di Sinak itu sendiri, menurut Pater, tidak ada kaitan dengan rencana kunjungan Presiden Jokowi ke tanah Papua pada akhir tahun ini.
"Penembakan ini lebih menandakan belum tuntasnya konflik vertikal antara pemerintah Indonesia dengan orang asli Papua, terutama orang Papua yang mengidentifikasikan dirinya dengan OPM. Masih ada konflik vertikal antara pemerintah dan OPM," katanya.
JDP sendiri, kata dia, masih percaya bahwa kekerasan dalam konflik vertikal ini dapat diakhiri dan dicegah secara damai oleh semua pemangku kepentingan.
"Konflik kekerasan vertikal antara pemerintah dan OPM tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengimbau anggota OPM keluar dari hutan dan kembali ke kampung untuk membangun kampung. Imbauan seperti ini sudah terbukti gagal selama 52 tahun Papua dalam Indonesia," katanya.
Bahkan, kata Pater lagi, ribuan Alkitab (kitab suci Kristen) pernah disebarkan dari udara di hutan belantara Papua, dengan tujuan anggota OPM akan mendapatkan Alkitab tersebut, lalu membacanya dan bertobat, hingga kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Metode ini pun belum memperlihatkan keberhasilannya. Peristiwa penembakan lima anggota Polri di Sinak, Kabupaten Puncak, memperlihatkan bahwa semua pendekatan di atas belum merebut hati OPM. Penembakan di Sinak memberikan pesan bahwa OPM masih aktif dan dapat memberikan ancaman kapan saja," katanya.
Oleh sebab itu, kata Pater lagi, kini saatnya pemerintah dan OPM sama-sama mencari solusi yang realistis untuk menyelesaikan konflik vertikal ini.
"JDP mengusulkan agar solusi tersebut dicari melalui dialog yang melibatkan wakil-wakil dari pemerintah dan OPM. Dalam dialog tersebut, kedua belah pihak hadir bukan untuk saling menuduh, menuding dan mempersalahkan satu sama lain, melainkan untuk secara bersama mengidentifikasi masalah dan membawa solusi yang dapat diterima oleh pemerintah dan OPM," jelas mantan wartawan itu. [Antara]
Berita Terkait
-
Kecelakaan Helikopter di Papua, 4 Jenazah Berhasil Dievakuasi
-
Bahas Isu Tambang, Mamat Alkatiri Dituding Tampung Uang Bahlil Lahadalia
-
Misteri Hilangnya Heli PK-IWS di Pegunungan Jila Terungkap, Proses Evakuasi Terkendala Medan Ekstrem
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Awal, Waspada Banjir dan Longsor
-
Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Mensesneg: Lumrah Selama Tak Langgar Aturan
-
Hadapi 'Gender Trap', Menteri PPPA Desak Polwan Diberi Peran Lebih di Posisi Strategis
-
Polisi Lepas Maling Motor di Cikarang Langgar Prosedur? Ini Kata Propam
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi