Suara.com - Ketua Transparansi Internasinal Indonesia, Natalia Subagyo menilai merevisi UU KPK belum bisa dilakukan saat ini. Karena adanya sejumlah alasan yang tidak mendukung.
Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan pihak legislatif yang dinilainya masih kurang dalam mendukung penguatan kinerja lembaga KPK.
"Kami bukannya melawan revisi tapi hanya melawan revisi UU KPK seperti yang telah duajukan oleh politisi yang pada saat ini kredibilitasnya sangat rendah," kata Mantan Anggota Panitia Seleksi calon Pimpinan KPK Periode Tahun 2015-2019 di Gedung Puri Imperium Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis(11/2/2016).
Dia khawatir bila revisi UU KPK ini terus digulirkan maka akan membawa dampak buruk bagi institusi DPR itu sendiri. Selain karena, kredibilitasnya yang sangat rendah, hal lain yang dapat menjatuhkan reputasi DPR adalah rendahnya semangat antikorupsi dalam diri Anggota DPR.
"Bahkan kami berpendapat, apabila ini terus didorong sampai terjadi,kami khawatir ini akan semakin menjatuhkan kredibilitas lembaga DPR itu sendiri. Kami akan pertanyakan apakah revisi ini untuk kepentingan sebagai bangsa yang ingin perang korupsi atau kepentingan-kepentingan jangka pendek," katanya.
Mantan Anggota Tim Sembilan yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo tersebut mengatakan bahwa lembaga yang paling unggul dan efektif saat ini adalaah KPK. Karenanya, upaya revisi terhadap UU tersebut oleh Presiden sebuah perlawanan terhadap keinginan Presiden untuk berantas korupsi.
"Kita sebagai anggota masyarakat yang perduli pada nasib bangsa ini sudah saatnya kita suarakan pendapat kita dan beri masukan yang konstruktif kepada pemerintah dan DPR mengenai mengapa kita ambil sikap ini," kata Natalia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis